ALKITAB BRAILLE, CAHAYA PELITA YANG BERSINAR TERANG

ALKITAB BRAILLE, CAHAYA PELITA YANG BERSINAR TERANG

 

Louis Braille, sebuah nama yang mungkin tidak asing di telinga kita. Ya, beliau adalah sosok yang menemukan huruf braille. Louis Braille lahir pada 4 Januri 1809 di Coupvray, Perancis, beliau merupakan anak keempat dari pasangan Simon-Rene Braille dan Monique Braille. Pada usia tiga tahun, beliau mengalami suatu insiden kecelakaan yang mengakibatkan kebutaan kepada kedua matanya. Walaupun mengalami kebutaan kepada kedua matanya, orangtua beliau tetap memberikan dukungan pendidikan yang baik baginya. 

Ketika berusia 10 tahun beliau menerima beasiswa masuk ke Institut Nasional untuk kaum muda tunanetra di Paris. Pada tahun 1821 seorang mantan tentara bernama Charles Barbier berkunjung ke sekolah tersebut dan memperkenalkan penemuannya yang disebut “night writing”. Selanjutnya, Braille memangkas 12 titik timbul karya Barbier menjadi 6 titik yang disentuh jari. Kontroversi penggunaan huruf Braille sempat terjadi karena sistem baca dan penulisannya yang tidak lazim, serta sulitnya meyakinkan masyarakat mengenai kegunaan huruf Braille bagi kaum tunanetra. Namun, dengan terbukti bermanfaatnya huruf Braille bagi kaum tunatera, pada tahun 1847 penggunaan huruf Braille diizinkan kembali. Sejak akhir abad ke-19, sistem penulisan ini diakui secara universal dan diberi nama “tulisan Braille”.

Penemuan dari Louis Braille juga sangat bermanfaat dalam misi pekabaran Injil. Alkitab dengan menggunakan tulisan Braille juga tersedia bagi umat Tuhan yang membutuhkannya. Untuk memenuhi kebutuhan umat Tuhan disabilitas netra di Indonesia, Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) bekerjasama dengan Lembaga Alkitab Australia mencetak dan menerbitkan Alkitab Braille bahasa Indonesia. Mengingat adanya perbedaan dalam cetakan Alkitab Braille ini dengan cetakan Alkitab pada umumnya, seperti misalnya jenis dan ukuran kertas yang digunakan sehingga Alkitab Braille bahasa Indonesia ini terdiri dari beberapa jilid. 

Puji Tuhan dengan hadirnya Alkitab Braille bahasa Indonesia ini sangat membantu umat Tuhan disabilitas netra akan kebutuhan Firman Tuhan. Pada 27 Maret 2021 yang lalu LAI mengadakan acara 12 jam Live di kanal youtube Lembaga Alkitab Indonesia dengan tema “Menggapai Hidupku” untuk menggalang dukungan penyebaran 2.576 Alkitab Braille bahasa Indonesia ke seluruh pelosok negeri. Penggalangan dukungan tersebut masih terus dilakukan, mari berpartisipasi untuk menghadirkan Firman Tuhan bagi saudara-saudara seiman di berbabagi pelosok negeri.

 

Albert Tambunan, dari berbagai sumber