KAUM FARISI, SIAPAKAH MEREKA?

KAUM FARISI, SIAPAKAH MEREKA?

 

Orang-orang Yahudi biasa berkumpul di rumah-rumah pribadi untuk beribadah bersama dan mempelajari Kitab Suci. Kebiasaan itu sudah dimulai pada akhir abad kedua SM dan berlanjut pada masa Yesus (abad ke-1). Kelompok yang tekun menjalankan kegiatan itu kemudian berkembang menjadi kelompok yang kuat dan berpengaruh dalam masyarakat Yahudi. Mereka menyebut diri mereka “Farisi”, yang artinya “orang-orang yang terpisah”. Mereka ingin melindungi agama Yahudi dari pengaruh budaya asing dan memperbaruinya dengan memberlakukan hukum Taurat secara ketat, misalnya tentang Sabat, puasa, dan makanan yang halal dan haram. Kebanyakan orang Farisi mempunyai pekerjaan tetap dan tidak keberatan bekerja sama dengan pemerintah Romawi. Kaum Farisi selalu mengadakan pertemuan-pertemuan khusus dan sesuai hukum Taurat, tidak bekerja pada hari Sabat. Karena itulah identitas kelompok ini sangat kuat. Kelompok orang Farisi berkembang juga di luar Israel. Paulus, yang berasal dari Tarsus (Asia kecil bagian tenggara), mula-mula termasuk kelompok ini (Flp. 3:5).

Kelompok Farisi percaya bahwa taat dengan ketelitian pada hukum-hukum Allah adalah tugas setiap orang Yahudi, dan mereka tidak hanya menaati perintah yang diidentifikasikan oleh para rabi dari hukum Taurat, tetapi juga sejumlah tradisi lisan tambahan yang diturunkan dari generasi ke generasi dan terus mengembangkan peraturan-peraturan yang ada di masa lalu untuk diterapkan pada masa kini. Hal-hal ini dikenal sebagai “adat istiadat nenek moyang” (Mrk. 7:3-5) atau Halakah (bahasa Ibrani untuk “berjalan”). Sekalipun sering dicela sebagai orang munafik yang hanya memperhatikan hal-hal lahiriah, penekanan terhadap kesucian dan ketaatan bukanlah tujuan akhir. Menurut mereka, hal-hal itu diperlukan guna menjaga identitas bangsa Israel dan merupakan satu-satunya cara mempersiapkan jalan bagi kedatangan Mesias yang akan membebaskan bangsa Israel.

Tafsiran mereka atas hukum-hukum tersebut dimuat dalam Misnah dan Talmud. Di kalangan Yahudi, orang-orang Farisi sangat terkenal dan dihormati. Mereka mendirikan sinagoga dan sekolah-sekolah. Kaum Farisi meyakini adanya kebangkitan, serta ganjaran dan hukuman bagi seseorang setelah kehidupannya di dunia ini (Kis. 23:6).

 

Dari berbagai sumber