Lari Dari Kenyataan Adalah Pilihan?

Lari Dari Kenyataan Adalah Pilihan?

 

Auguste Comte, sosiolog Perancis, pernah meramalkan bahwa dalam peradaban modern, agama akan luntur eksistensinya. Di mana kekuatan agama tidak lagi diperlukan manusia sebab semua aspek kehidupan manusia akan lebih menekankan rasionalitas akal. Rasio begitu didewakan, karena dianggap berhasil menumpas mitologi yang dinilai telah lama merampas kebebasan dan kreativitas manusia.  Namun pada kenyataannya masyarakat modern saat ini justru keadaannya bertolak belakang dengan apa yang pernah diramalkan Comte sekitar satu setengah abad yang lalu. 

Kemakmuran, kemajuan teknologi, kemudahan dalam penyelenggaraan kehidupan sehari-hari, dan kompetisi yang makin ketat telah melahirkan tekanan yang terkadang tidak tertahankan. Hal itu semua ini justru mengakibatkan manusia modern mengalami keterasingan, baik secara fisik maupun batinnya. Untuk itu manusia modern butuh pelarian untuk mencari ruang baru agar eksistensinya tidak tergerus dengan hiruk-pikuknya masyarakat modern. Di tengah-tengah kegersangan dan kehausan dalam masyarakat modern ini, hal-hal yang menyangkut spiritualitas mulai diminati sebagai oase dari kegersangan-kegersangan sosial.

Ini juga ditandai dengan contoh-contoh seperti munculnya kelompok-kelompok doa di kalangan sosialita, para eksekutif beralih profesi menjadi pengkhotbah, orang mencari kekuatan supranatural di luar dirinya, dan seterusnya.

Lalu pertanyaannya, mengapa manusia modern membutuhkan spiritualitas? Sebagai makhluk spiritualitas, manusia memiliki kesadaran beragama atau kepercayaan. Di mana manusia masih membutuhkan spiritualitas untuk mengembalikan dan mempertahankan keyakinan, menjalin hubungan baik dengan Allah, serta mencapai kehidupan yang lebih bermakna. 

Dalam proses pencariannya untuk mencari dimensi spiritualitas tersebut, Firman Tuhan mengajarkan kepada kita untuk menjalin kembali hubungannya dengan Tuhan Sang Pencipta agar kehidupannya di dunia menjadi lebih bermakna. Dalam menghadapi persoalan hidup, harusnya manusia tidak perlu melarikan diri dari kenyataan yang ada. Berpura-pura menjadi orang yang bebas masalah. Bersandiwara dan berperan menjadi orang kaya. Orang beriman harusnya menaruh harapan kepada janji Allah yang teguh. Allah melalui firman-Nya selalu mengingatkan janji-Nya kepada umat-Nya, karena Allah adalah kekal, tidak pernah berubah oleh apapun. Tanpa iman, manusia tidak mempunyai harapan. Harapan inilah yang membuat manusia bertahan dalam menanggung segala macam penderitaan dan kesulitan hidup di dunia. Jadi lari dari kenyataan bukan pilihan kita, orang beriman. [BFK]