LITERASI DAN SPIRITUALITAS

LITERASI DAN SPIRITUALITAS

Sapaan LAI

Sahabat Alkitab yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus.

Calistung: membaca, menulis dan menghitung, adalah keterampilan dasar yang dapat meningkatkan kualitas kehidupan seseorang. Ditambah kemampuan berbicara dan mengambil keputusan dalam kehidupan sehari-hari, semuanya lazim disebut literasi. Tumbuh berkembangnya spiritualitas tentu dapat dikaitkan dengan kemampuan literasi seseorang.

Alkitab adalah kumpulan tulisan yang bila dibaca, direnungkan, dihayati, dan inti nilai-nilainya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sudah pasti akan meningkatkan spiritualitas seseorang.

Saya pertama kali memiliki Alkitab pribadi pada tahun 1980, saat saya berusia 16 tahun dan mulai belajar katekisasi untuk Sidi (pengakuan percaya di depan jemaat). Saya memperolehnya dengan perjuangan menyisihkan sebagian uang bulanan sebagai anak kos. Sejak saat itu setiap mengikuti kelas katekisasi, saya sudah memegang Alkitab kepunyaan saya sendiri. 

Sebelum memiliki Alkitab pribadi, saya hanya mengikuti bacaan Alkitab di setiap kebaktian Minggu. Selebihnya saya harus menunggu Minggu berikutnya untuk dapat mengikuti bacaan Alkitab dalam kebaktian. 

Sesudah saya memiliki Alkitab pribadi, saya menjadi rajin membaca Alkitab. Pertama-tama karena ada tugas dari Pak Pendeta yang mengajar katekisasi. Saya juga suka mencari jawaban atas pertanyaan yang berkaitan dengan Alkitab dari guru agama Kristen di sekolah.

Sesudah tersedia buku Renungan Harian, kebiasaan saya membaca Alkitab meningkat, sebagai konsekuensi mengikuti bacaan yang ditetapkan oleh Renungan Harian. Saya juga makin terpacu membaca Alkitab karena aktif berkegiatan di Komisi Pemuda Gereja. Di bangku kuliah saya semakin merasakan kedekatan saya dengan Kitab Suci.

Boleh dikatakan, pemahaman dan penghayatan saya terhadap Alkitab semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Bahkan pada saat-saat tertentu saya sudah berani "sharing", membagikan kesaksian tentang Firman Allah. Perjalanan literasi saya di bidang Alkitab meningkat secara bertahap. Sejalan dengan itu saya merasakan kedekatan dengan Allah secara spiritual. Pengaruhnya begitu signifikan dalam perjalanan hidup saya. Saya selalu merasakan kehadiranNya di setiap tarikan nafas saya.

Lembaga Alkitab Indonesia juga memiliki program literasi yang dinamakan Program Pembaca Baru Alkitab (PBA). Program ini ditujukan kepada umat yang masih buta huruf di pelosok-pelosok negeri. Ada banyak kesaksian dari peserta yang berhasil lulus dari program ini 

"Setelah saya bisa membaca Alkitab, hidup saya terasa terang dan tidak gelap lagi," ungkap seorang Ibu salah satu alumni PBA dari Malaka NTT. "Saya jadi tidak mudah ditipu orang sesudah saya bisa membaca, menulis dan menghitung," ungkap salah satu alumni PBA di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.

Peningkatan kualitas spiritualitas seseorang dapat diupayakan melalui program literasi. Sebagai salah satu program untuk mewujudkan Visi LAI 2035: "Firman Allah Menjangkau Semua Generasi", Program PBA LAI akan terus berlanjut di Sumba Timur dan di beberapa pelosok negeri yang sungguh masih sangat membutuhkannya. 

Mari kita bersama-sama Doakan, Wartakan, dan Donasikan agar program Pembaca Baru Alkitab dapat terus berjalan untuk melayani banyak umat yang membutuhkan di seluruh pelosok negeri. 

Salam Alkitab untuk Semua.

 

Dr. Sigit. Triyono