Simposium Alkitab 2024: Alkitab dalam Konteks Keindonesiaan

Simposium Alkitab 2024: Alkitab dalam Konteks Keindonesiaan


Jakarta, 27 April 2024 - Simposium Alkitab 2024 yang diadakan di Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Jakarta (STFT Jakarta) telah sukses dilaksanakan dengan dua diskusi panel dan dua diskusi kelas dengan berbagai tema yang menarik. Acara yang berlangsung dari pukul 08.00 pagi hingga 17.45 WIB ini berhasil menarik partisipasi yang besar, baik secara on-site maupun online.
Partisipasi yang terdiri dari 249 peserta on-site dan 340 peserta online menyoroti minat yang tinggi terhadap topik Alkitab dalam konteks keindonesiaan. Diskusi-diskusi ini menjadi wadah bagi para pemikir teologi dari berbagai latar belakang untuk berbagi pandangan dan refleksi mereka.

Momen awal acara ini dimulai dengan kata sambutan dari Pdt. Dr. Henriette T. Hutabarat-Lebang, yang mewakili pengurus LAI. Dalam sambutannya, Pdt Ery mengapresiasi kontribusi para peserta yang menghadirkan pemikiran-pemikiran yang lahir dari realitas masyarakat Indonesia, baik dari tradisi, kehidupan modern, maupun perubahan signifikan yang tengah terjadi. Dia menekankan pentingnya memahami dan menghayati Firman Tuhan di tengah-tengah dinamika sosial yang terus berubah.

Pdt. Prof. Binsar Pakpahan, dalam kesempatan berikutnya, menyoroti urgensi sosialisasi terjemahan Alkitab 2 di tengah masyarakat. Dia menegaskan bahwa kembali membaca Alkitab bukan hanya tentang pemahaman teks, tetapi juga tentang bagaimana menghadapi berbagai tafsir yang berbeda. Pdt. Binsar menekankan bahwa dalam era di mana siapa pun dapat menjadi penafsir, penting bagi kita untuk kembali secara serius memahami teks-teks Alkitab.
Sementara itu, Dr. Agustina R. Samosir, Sekretaris Asosiasi Teologi Indonesia (ATI), mengungkapkan peran ATI dalam memilih dan menerbitkan artikel-artikel yang dianggap berharga. ATI, yang tidak memiliki sistem keanggotaan, secara rutin menggelar pertemuan tahunan dan regional. Mereka juga memiliki jurnal teologi yang terakreditasi dengan Sinta 2.

Dalam simposium ini, ATI menerima 64 abstrak, dari mana dipilih 21 untuk dipresentasikan. Dari 21 abstrak tersebut, 19 artikel telah disusun yang rencananya akan diseleksi kembali menjadi sebuah buku bunga rampai teologi. Kesuksesan simposium ini menunjukkan minat yang besar dari para teolog terhadap pemahaman Alkitab dalam konteks keindonesiaan.

Simposium ini merupakan langkah penting dalam menjaga keberagaman pemahaman Alkitab, serta dalam memperkuat pemahaman teologi di Indonesia. Diharapkan bahwa hasil diskusi ini akan menjadi inspirasi bagi para teolog dan pemikir keagamaan untuk terus menggali dan mengembangkan pemahaman mereka tentang Firman Tuhan.