TERUSLAH MENCARI ILMU

TERUSLAH MENCARI ILMU

Sapaan LAI 

Kita pasti sudah pernah melihat dan mengenal film animasi anak-anak Doraemon ditanyangkan RCTI. Diceritakan pada salah satu episode film tersebut, yang tayang pada 1991, bercerita tentang keadaan di masa depan. Orang-orang di masa depan digambarkan tidak perlu bersekolah lagi, kita hanya perlu melihat dari TV kecil dan bisa belajar di mana saja. Ternyata ramalan film tersebut terbukti, paling tidak dalam dua tahun terakhir ini. Kita semua dipaksa untuk dapat menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi. Kita bahkan dapat mengerjakan tugas-tugas pekerjaan dari rumah, dan anak-anak kita tidak perlu pergi sekolah. Mereka belajar dari rumah sebagai akibat dari pandemi. Dengan kemajuan teknologi kita semua bisa belajar secara otodidak. Apabila kita ingin mengetahui sesuatu hal tinggal pencet Google, semua informasi yang kita perlukan tersedia di sana.

Begitu juga LAI, dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman dan teknologi. Yang pasti, semua harus menyesuaikan diri karena pandemi. Kreatifitas dan inovasi menjadi jalan keluar supaya kita tidak tertinggal oleh dunia luar, yang menawarkan segala informasi dan kemudahan. 

Pandemi Covid-19 yang mewabah di seluruh dunia, sangat membatasi kita untuk melakukan pertemuan secara langsung. Maka kita harus menjaga jarak, segala hal yang kita lakukan harus mengikuti protokol kesehatan. Keadaan yang sulit tak jarang membuat kreatifitas dan inovasi menjadi terasah meskipun awalnya masih dilandasi coba-coba dan spekulasi karena belum adanya pengalaman.

“Wah ternyata begitu ya, baru tahu saya sejarah penulisan Alkitab, sungguh menakjubkan”, komentar salah satu peserta tour virtual Alkitab melalui sarana Zoom yang dilaksanakan LAI bagi anak-anak peserta katekisasi suatu gereja. Pandemi membuat banyak warga gereja, khususnya peserta katekisasi tidak memungkinkan untuk mengunjungi langsung Museum LAI. 

Meskipun belum bisa berkunjung secara langsung, wisata virtual bisa menjadi salah satu solusi untuk pelepas dahaga belajar suatu yang baru. Tur virtual Museum LAI menjadi solusi LAI di masa pandemi, menjawab kebutuhan umat untuk belajar berbagai hal seputar kehidupan sosial, benda-benda dan budaya ketika Kitab Suci ditulis. Museum memang hadir untuk menjembatani antara kita yang hidup di masa sekarang dengan dunia ketika para penulis Alkitab hidup. 

Belajarlah dan pergunakan waktu kita untuk menambah sesuatu yang baru. Usia tidak membatasi kita untuk melakukan eksplorasi yang baru. Kita harus membiasakan diri dan beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Tak ada hal yang mustahil, seperti cerita film Doraemon yang ditanyangkan tahun 1991 semua berubah dan kita harus membiasakan diri. Teruslah belajar. 

 

Alpha Martantya