Berita Terkait : #kabarbaik
-
Jangan MunafikHari “Rabu Abu” ini adalah awal dari Masa Prapaskah. Untuk itu pada hari ini, Gereja mengajak kita untuk memulai proses, memulai permenungan diri, dan memulai masa pertobatan.
-
Kamu adalah Kabar BaikSetiap saya datang, nenek saya selalu menyambut dengan senang dan penuh semangat. Mobilitasnya yang sudah terbatas tidak menghalanginya untuk membuatkan minuman dan menyuguhkan makanan ringan. Dengan antusias beliau menceritakan apa saja yang dialaminya sepanjang saya tidak berkunjung. Rutinitas kunjungan ke nenek saya juga menjadi kabar baik untuk Ibu saya yang tinggal jauh dan hanya setahun sekali bisa mengunjungi nenek. Saat Ibu saya berkesempatan menjenguk nenek dan mendengar bahwa saya sering mengunjunginya, sukacita ibu saya bertambah-tambah. Semua orang membutuhkan kabar baik, kapan saja dan di mana saja. Apalagi di tengah bencana wabah Covid-19 ini. Kita semua bisa menjadi kabar baik dengan cara yang paling sederhana melalui berbagai media digital. Melalui sapaan rutin kepada setiap anggota keluarga, baik yang dekat maupun yang jauh, mendoakan dan membantu meringankan beban mereka, kita sudah menghadirkan kabar baik. Bagi yang memiliki kemampuan lebih, saatnya berbagi untuk meringankan penderitaan pihak lain yang terkena langsung wabah Covid-19 ini maupun yang terkena imbasnya. Kabar baik bukan hanya kisah yang diceriterakan. Kita semua berpeluang menjadi kabar baik, kabar sukacita, kabar gembira, yang mampu menyalakan lampu kehidupan di mana saja. Mari berarak-arakan bersama LAI yang semua mandatnya berporos pada menghadirkan kabar baik bagi semesta.
-
Pembawa Kabar BaikDalam konteks kita saat ini, dimana bangsa kita sedang diterjang wabah Covid-19, kesalahan pemberitaan soal penyebaran virus corona dapat memicu kepanikan masyarakat. Contohnya, saat seorang reporter televisi menyampaikan soal pentingnya memakai masker dengan pemberitaan bahwa penyebaran virus corona dapat terjadi melalui udara, membuat masyarakat memborong masker secara besar-besaran. Akibatnya, terjadi kelangkaan masker di pasar. Hal ini tentu bukan tujuan dari pemberitaan media massa. Di tengah situasi semacam ini, media arus utama harus menjadi medium konfirmasi dan verifikator informasi kepada masyarakat. Bukan sebaliknya, media memberikan makan pada rasa takut dan kekuatiran bagi banyak orang. Peran seorang pembawa berita sangatlah penting. Merekalah penjaga pintu (gate-keeper) informasi yang layak dipercaya. Merekalah yang memilah dan mengurutkan fakta, propaganda, rumor, dan kecurigaan dan mengubahnya menjadi berita yang benar dan dapat dipercaya. Seorang pembawa berita dituntut untuk mampu mengubah kepanikan dan kekuatiran masyarakat menjadi penuh ketenangan dan kedamaian melalui berita-berita yang disampaikannya. Sekali lagi, seorang pembawa berita harus benar-benar menguasai isi (content) berita atau informasi yang akan disampaikannya melalui media apapun, karena dampak yang ditimbulkan dari berita-berita yang kita sampaikan merupakan tanggungjawab kita sepenuhnya. Demikian juga dengan peran kita sebagai umat Tuhan di tengah masyarakat. Firman Tuhan dalam Yesaya 52:7-9 mengingatkan kepada kita bahwa sesungguhnya tugas kita juga adalah sebagai pembawa berita. Kita adalah reporter-reporter Allah yang diutus untuk memberitakan kabar baik tentang keselamatan dan menyampaikan kabar yang benar kepada sesama. Melalui berita yang kita sampaikan itu, Allah menghendaki agar umat-Nya tetap bertahan dan menaruh pengharapan kepada-Nya. Karena itu, berita yang kita sampaikan kepada khalayak haruslah berita yang benar dan sesuai dengan Firman Tuhan, yang membuat siapapun yang membaca dan mendengarnya menjadi tenang dan percaya kepada Allah sumber keselamatan kita. Kita semua tahu bahwa dalam situasi serba sulit seperti sekarang ini, tidak sedikit umat Tuhan yang hidupnya dipenuhi kegelisahan dan ketakutan, terlebih dengan banyaknya berita-berita dari berbagai sumber yang mereka baca dan dengar, disinilah kabar baik itu sangat dibutuhkan oleh umat Tuhan. Mari menjadi para pembawa berita yang baik kepada semua orang.
-
Menjadi Pembawa Kabar BaikKitab Injil Yohanes pasal 20 mencatat Maria Magdalena menjadi saksi mula-mula bahwa Yesus telah bangkit. Ia kemudian membagikan kabar sukacita itu kepada para murid yang lain.
-
Menghidupkan Dan Menghidupi Firman TuhanPada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah” (Yoh. 1:1). Demikianlah Alkitab menggambarkan Firman Allah. Supaya Firman Allah dapat dimengerti oleh umat-Nya, maka Firman itu harus “dihidupkan” kembali melalui penerjemahan ke dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh manusia.
-
JASMERAHPerjalanan panjang menghadirkan Alkitab ke Bumi Nusantara merupakan peristiwa bersejarah yang tidak boleh ditinggalkan oleh umat kristiani
-
Menghadirkan Kabar Baik di Bumi Lembah HijauBetapa sulitnya menyebarkan Alkitab. Begitu bbanyak tantangan alam dan masalah sosial yang harus dihadapi.
-
Kabar Baik Bagi Tanah Lebah Madu, AmfoangKami mengajak para Sahabat Alkitab agar turut mendoakan, mewartakan dan mendonasikan untuk pengadaan 28.740 eks