Keabadian telah menjadi barang sangat berharga bagi manusia disepanjang sejarah. Karena itulah manusia selalu menyukai perak dan emas, dibanding besi atau baja yang bisa hilang oleh karat. Juga mereka lebih menyukai batu untuk rumah-rumah mereka, daripada lumpur yang dengan mudah rusak oleh titik air hujan. Mereka menyukai semua itu bukan hanya karena keindahannya tetapi terutama karena umurnya yang jauh lebih panjang, yaitu ‘keabadiannya’. Bahkan Alkitab sendiri memandang keabadian sebagai upah paling berharga bagi manusia yang setia kepada Tuhan.
Dalam ayat ini kita bertemu dengan kaum orang Rekhab, sebuah clan yang terkenal akan kesetiaan mereka yang abadi kepada perintah luluhur mereka. Mereka tetap taat melakukan apa yang Yonadab, leluhurnya, perintahkan . Yaitu untuk tidak minum anggur, membuat kebun, atau bahkan mendirikan dan memiliki sebuah rumah. Melainkan terus menjadi gembala nomaden yang tinggal di kemah-kemah. Orang-orang Rekhab tetap melakukan perintah itu sekalipun itu terlihat tidak lagi relevan di jaman mereka. Semua orang memiliki tanah, membuka kebun dan mendirikan rumah, lalu minum anggur dan bersukacita. Jadi mengapa mereka tidak boleh menyesuaikan dengan perkembangan jaman? Mereka tidak bertanya demikian. Juga tidak menilai ulang untung atau rugi kalau mereka tetap melakukan atau tidak melakukan perintah itu. Sekalipun Yonadab leluhurnya tidak lagi dapat melihat mereka, mereka tetap setia kepada perintahnya. Bagi kita mungkin ini adalah tindakan bodoh yang tidak masuk akal, tetapi itulah kesetiaap mereka yang abadi, yang jauh lebih berharga dari semua keuntungan yang mungkin didapat dari meninggalkan perintah itu dan menjadi sama dengan orang-orang sejamannya.
Sahabat Alkitab, renungan kita kali ini menanyakan kepada kita: seberapa abadi kah kesetiaan kita? Kepada sahabat-sahabat kita, kepada pasangan kita, dan terlebih kepada Tuhan kita. Apakah itu hanya sejauh ketika mereka ada disekitar kita, atau ketika itu membawa keuntungan kepada kita, atau ketika itu masih relevan dan menyenangkan kita? Sahabat Alkitab, kita tahu bahwa seluruh dunia ini adalah fana. Tapi, kesetiaan kita kepada mereka, seharusnya kita membuatnya kekal selamanya.
Salam Alkitab Untuk Semua.