Kisah pencobaan Yesus di padang gurun memang diawali dengna narasi yang cukup mudah disalah pahami, yakni seolah-olah Roh Kudus secara sengaja ‘menjebak’ Tuhan Yesus untuk dicobai oleh Iblis. Apakah memang demikian?
Terdapat beberapa hal yang perlu kita pahami untuk menjawab pertanyaan tersebut. Pertama, catatan tentang Roh Kudus yang berperan membawa Tuhan Yesus ke padang gurun menunjukkan bahwa Tuhan Yesus bertindak di dalam Roh itu sendiri, penegasan identitas-Nya sebagai Anak Allah. Kedua, masa empat puluh hari di padang gurun menjadi bentuk pengalaman yang begitu erat dengan pengalaman yang menyejarah bagi bangsa Israel, entah ketika mereka hidup dalam pengembaraan selama empat puluh tahun di padang gurun. Ketiga, Roh Kudus tidaklah menghadirkan Iblis untuk mencobai Tuhan Yesus selama di padang gurun, melainkan Iblis menggunakan kesempatan tersebut sebagai celah untuk mencobai Tuhan Yesus.
Masa 40 hari di padang gurun menjadi sebuah proses persiapan dari Tuhan Yesus untuk memulai seluruh rangkaian pelayanan mesianik-Nya. Hal ini pun bukan tanpa makna yang mendalam. Sekali lagi, masa 40 hari itu melekat dengan masa 40 tahun pengembaraan bangsa Israel yang hidup mengembara di padang gurun dan tetap berada dalam perlindungan Tuhan. Hal ini pula yang tergambar secara jelas dalam kisah 40 hari kehidupan Tuhan Yesus di padang gurun. Iblis memang hadir dan menggunakan praktik berpuasa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus sebagai celah untuk menjatuhkan-Nya ke dalam dosa. Namun, keintiman relasi dan bimbingan dari Roh Kudus adalah ‘tameng’ iman Yesus melawan semua cobaan tersebut.
Sahabat Alkitab, kisah ini semestinya cukup untuk menyadarkan setiap umat Tuhan bahwa kehidupan ini penuh dengan segala bentuk pencobaan yang dapat menjatuhkan kita ke dalam dosa. Hal ini bukan serta-merta kita harus membenci kehidupan maupun membenci dunia. Justru, kita perlu memaknai seluruh kehidupan ini sebagai proses kehidupan, pengembaraan yang membutuhkan ketahanan uji sebagai umat percaya. Kita tidak perlu khawatir atas semua kemungkinan hadirnya Iblis yang selalu berupaya untuk menghancurkan relasi dan iman kita kepada Tuhan. Kehadiran Roh Kudus yang selalu memberikan bimbingan dan keintiman relasi dengan Tuhan adalah pertahanan untuk menghadapi berbagai model pencobaan.