Dalam kesesakan dan putus asa Yunus yang ada didalam perut ikan mempunyai pengharapan yang besar kepada Tuhan. Yunus berseru dalam doa dan penuh keyakinan, “Ya Tuhan, dalam kesusahanku aku berseru kepadaMu dan Engkau menjawab aku. Dari dunia orang mati aku mohon pertolongan, permohonanku Kaudengar dan Kauperhatikan.” (Yunus 2:2, BIMK) Pada ayat berikutnya sampai dengan ayat ke 5 kita melihat bagaimana perasaan putus asa Yunus, di mana dia menyadari posisi yang dia alami dimana sangat mustahil dapat lepas dari keadaannya saat itu. Namun Yunus sangat menyadari bahwa pertolongan hanyalah kepada Tuhan,
Dengan penyerahan diri dan iman yang kuat kepada Tuhan, putus asa dan semangat yang padam dapat bangkit kembali. Kuasa Tuhan tidak dapat bekerja apabila iman kita padam, sekalipun itu adalah hal yang mustahil bagi manusia, segala permasalahan kehidupan yang terasa berat selalu ada harapan dan jalan keluar di dalam Tuhan. Begitu juga dengan anak-anak Tuhan, Tuhan dapat mengijinkan persoalan, kesulitan, kesusahan maupun hal-hal lain terjadi di dalam kehidupan untuk mendatangkan kebaikan bagi anak-anak-Nya, semua proses yang terjadi adalah untuk membentuk anak-anak-Nya. Walaupun kita mengalami banyak penderitaan, pencobaan, kita percaya bahwa Tuhan sanggup mengubah semuanya itu menjadi indah pada waktunya. Sebaliknya, mengeluh atau menggerutu merupakan sikap tidak menyukai atau bahkan menolak apa yang terjadi di dalam kehidupan.
Yunus mengajarkan kita untuk selalu bersandar dan beriman kepada Tuhan ketika sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan kita terjadi di dalam kehidupan kita. Tuhan menghendaki kita untuk selalu bersekutu dengan-Nya. Sebagai murid Kristus, kita mengimani bahwa Allah turut bekerja di dalam segala perkara untuk mendatangkan kebaikan bagi setiap orang yang mengasihi dan selalu taat kepada-Nya.
Salam Alkitab Untuk Semua