Ada begitu banyak tanggapan soal keadilan bagi kita saat ini. Ada yang masih percaya, ada yang ragu-ragu, bahkan ada sebagian orang juga yang tidak lagi percaya. Berbagai hal tentang keadilan sudah banyak kita rasakan bahkan dari lingkup yang kecil.
Dalam teks ini, Pemazmur sedang berada dalam suatu pergumulan tentang bagaimana Ia dalam ketakutan karena Ia sementara di kejar oleh musuhnya. Mengetahui hal itu, pemazmur memberikan pengakuan dan berserah kepada Tuhan dalam kesesakannya yang jelas tertera dalam ayat 4-6. Pemazmur percaya bahwa jika ia tidak melakukan sesuatu yang jahat di mata Tuhan terhadap musuhnya, maka keadilan akan dinyatakan Tuhan baginya.
Kita adalah makhluk social yang memiliki kemampuan besar untuk saling menopang, untuk berlaku adil namun tidak dipungkiri bahwa kita juga punya kesempatan yang sama besar untuk menghancurkan satu dengan yang lain. Peristiwa ini sudah terjadi bahkan dari dahulu kala jika melihat teks yang tadi sudah kita baca. Artinya bahwa seberapa keras pun kita merasa adil, itu tidak akan cukup sebelum kita memaknai tentang diri kita sendiri dan berserah kepada Tuhan sebagai satu-satunya sumber keadilan bagi kita.
Kematian Yesus di kayu salib juga melambangkan keadilan itu. Dengan kehadiranNya, Ia membawa penebusan kepada kita semua tanpa memandang siapapun kita. Wajar jika kita meragukan keadilan dalam hidup kita karena kita bukanlah sang sempurna. Ayatnya yang ke 9 dikatakan bahwa “TUHAN mengadili bangsa-bangsa. Hakimilah aku, TUHAN, apakah aku benar, dan apakah aku tulus ikhlas.” Sehingga memberikan kita pemahaman yang lebih lagi bahwa kita memang benar memiliki banyak kelemahan sehingga yang kita perlu lakukan adalah berusaha berlaku adil dan berserah kepada Tuhan karena sesungguhnya keadilan itu tetap ada bagi kita yang tulus hati. Inilah jawaban dari pertanyaan kita di awal tadi, Masihkah kita percaya keadilan? Amin
Salam Alkitab Untuk Semua