Perikop ini tidak dapat kita lepaskan dari bagian sebelumnya. Kisah pertemuan Abram dengan Melkisedek pasca peperangan dengan Kedorlaomer menjadi sebuah bagian yang semakin mengukuhkan peranan Allah. Terdapat beberapa hal yang secara implisit maupun eksplisit menegaskan hal tersebut. Pertama, Melkisedek tidak hanya diperkenalkan sebagai raja Salem melainkan juga sebagai imam Allah Yang Mahatinggi. Penyebutan identitas Allah Yang Mahatinggi bukanlah tanpa alasan, apalagi pada bagian ucapan berkat yang disampaikan oleh Melkisedek kepada Abram, identitas dan peran Allah itu kembali ditekankan. Melkisedek berkata, “diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi, dan teprujilah Allah Yang Mahatinggi, yang telah menyerahkan musuhmu ke tanganmu.” Kedua, dengan segala identitas dan doa berkat Melkisedek yang selalu dikaitkan dengan peran Allah secara tersirat menjadi sebuah pengingat tentang keberhasilan Abram yang hanya didapatkan di dalam Allah. Selain itu, kehadiran perikop pertemuan Abram dengan Melkisedek juga ingin menunjukkan peran Allah yang berkuasa melebihi allah-allah lain, secara khusus yang disembah oleh sembilan kerajaan yang berperang.
Kemenangan Abram dari Kedorlaomer dan ketiga raja lainnya merupakan sesuatu yang spektakuler. Namun, itu hanya dapat terjadi di dalam penyertaan dan kuasa Allah atas Abram. Inilah salah satu cara Allah membuktikan segala janji yang sudah Ia berikan bagi Abram. Pertemuan Abram dengan Melkisedek juga menjadi sebuah peristiwa yang penting, entah bagi Abram maupun bagi kita di masa sekarang. Pertemuan ini penting bagi Abram untuk mengingatkan dirinya atas peran dan status Allah, kemudian bacaan ini juga penting bagi kita agar tidak meninggikan diri atas segala keberhasilan yang tercapai dalam hidup. Dengan mengingat dan mengakui peran-status Allah dalam kehidupan kita, secara khusus atas segala keberhasilan yang sedang kita alami, menjadi sebuah cara untuk terhindar dari kesombongan di hadapan-Nya. Lagi pula, apa yang dapat kita lakukan tanpa ada Allah di pihak kita? Bukankah, Allah Yang Maha Tinggi, Pencipta langit dan bumi adalah pemilik kehidupan?