Kepahlawan dan kepiawaian Daud dalam memimpin pasukan tidak menjadi jaminan mutlak bahwa tidak akan ada pergulatan internal yang dapat menghancurkan keutuhan komunitasnya. Hal inilah yang muncul ketika Daud dan pasukannya membebaskan anggota keluarga mereka yang sedang ditawan oleh orang Amalek. Kemunculan orang-orang dursila dan jahat di tengah-tengah mereka dapat memicu keretakan hubungan serta ikatan kepercayaan di dalam kelompok tersebut. Hal ini dimulai dengan perspektif negatif dan pernyataan-pernyataan yang memandang rendah peran sesama anggota. Hal ini dibuktikan ketika para dursila itu berkata, “Karena mereka tidak ikut pergi bersama-sama dengan kita, janganlah kita berikan kepada mereka apa-apa dari jarahan yang kita selamatkan itu, kecuali kepada masing0masing mereka isterinya dan anak-anaknya. Itu boleh mereka bawa, dan biarlah mereka pergi!”
Para dursila tidak hanya memberikan penilaian yang menganggap rendah terhadap sesama anggotanya komunitas Daud, tetapi mereka bahkan berencana untuk mengusir keluar komunitas tersebut. Ada beberapa perkiraan alasan mereka melakukan hal tersebut. Pertama, kejahatan mereka berkaitan dengan ketamakan dalam menguasai harta jarahan. Mereka bermaksud mengusir para anggota yang terpaksa tidak ikut berperang agar pembagian jatah jarahan dapat semakin benar. Kedua, mereka memang sudah memiliki intensi kecemburuan atau kebencian terhadap sesama anggota. Kedua hal ini sangat mungkin melatar-belakangi penilaian dan tindakan mereka tersebut.
Sahabat Alkitab, kemunculan para dursila di tengah komunitas Daud telah memberikan kita, paling tidak dua pelajaran, yakni: pertama, kemunculan perspektif negatif yang merendahkan selalu mungkin muncul di tengah sebuah komunitas; dan, setiap anggota di dalam sebuah komunitas perlu memiliki pengendalian diri untuk menguasai kepentingan personal agar tidak mengganggu kebutuhan komunal. Hal ini dapat berlaku di berbagai jenis komunitas, mulai dari yang terkecil hingga yang semakin luas, mulai dari keluarga, gereja, tim kerja hingga bermasyarakat. Setiap anggota perlu memiliki solidaritas dan tingkat pengertian yang tinggi terhadap satu sama lain. Hal ini sangat diperlukan demi meningkatkan efektivitas dan keberhasilan pencapaian komunitas.