Sebagai manusia, banyak orang pasti ingin merasa aman secara finansial dan jika diberikan pilihan cenderung ingin memiliki kekuasaan. Kenapa tidak, karena melalui keduanya manusia merasa memiliki kendali dalam hidupnya. Itu sebabnya, banyak produk jasa yang ditawarkan untuk meningkatkan kemampuan finansial. Menjadi mapan tentu bukan hal yang buruk, sejauh itu semua dijalankan dengan penuh tanggung-jawab dan berlandaskan kesadaran akan kebenaran firman TUHAN. Sebagai umat percaya, kita juga perlu mengingat bahwa kehadiran kita di dunia ini dan iman yang kita miliki sekarang tidak semestinya menjadikan kita sebagai manusia yang egois serta hanya memperhatikan diri sendiri. Terdapat tanggung-jawab sosial yang terintegrasi berkat-penyertaan TUHAN.
Kali ini, pemazmur memberikan penegasan mengenai penyertaan dan berkat TUHAN yang secara konsisten memenuhi hidup seetiap orang percaya. Hal ini dia utarakan berdsarkan pengalaman hidupnya, sejak masa muda hingga tua. Bagi pemazmur, bukti penyertaan dan kasih TUHAN dalam hidup setiap orang percaya, bukan persoalan menjadi kaya secara materi atau pun berkelimpahan kekuasaan, melainkan ketika mereka mampu menunjukkan belas kasihan dan kepedulian kepada orang lain. Itulah sebabnya ia berkata, “Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan…tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat.” Syair yang muncul dalam ayat 25 dan 26 itu semestinya mengajarkan kita bahwa hidup dalam pemeliharaan TUHAN berarti kita bersedia menjadikan belas-kasihan dan kepedulian sebagai gaya hidup yang mewujud dalam keseharian, bukannya memusatkan diri pada pemenuhan materi atau pun keberhasilan semata. Pemazmur juga semakin memberikan kita bekal untuk membentuk keimana yang utuh kepada TUHAN, yaitu pentingnya menjaga laku secara bajik di hadapan TUHAN.
Salam Alkitab Untuk Semua