Seorang umat Tuhan yang tidak menaruh perhatian penuh terhadap kondisi diri dan caranya menjalani hidup beriman akan sangat berpotensi untuk mengalami kesulitan dalam mempertahankan pertumbuhan iman. Paulus mengingatkan hal yang serupa kepada jemaat di Galatia, yakni agar mereka tidak justru melakukan hal yang keliru yang akan membawa dampak buruk bagi pertumbuhan iman mereka. Sebuah kekeliruan dalam cara pandang maupun sikap sebagai umat Tuhan telah diibaratkan oleh Paulus seperti ragi yang membuat seluruh adonan mengembang. Artinya, ragi tersebut telah membawa pengaruh yang sangat besar terhadap seluruh adonan tepung meski hanya digunakan sedikit. Oleh sebab itu, jemaat pun tidak dapat menganggap rendah satu buah kekeliruan yang dilakukan karena dapat mengganggu seluruh kehidupan beriman mereka kepada Kristus.
Sahabat Alkitab, marilah kita cermati ke dalam diri sendiri mengenai kualitas iman yang kita miliki kepada Kristus. Apakah kita masih mempertahankan kualitas itu dengan standar yang bermutu tinggi atau jangan-jangan kita mulai kehilangan standar tersebut hingga membiarkan kehidupan beriman kita berjalan tanpa ada upaya pemeliharaan dan pertahanan diri yang signifikan?
Satu tindakan buruk dapat mengganggu jalannya kebaikan, entah di masa sekarang maupun di masa mendatang, entah bersifat sementara maupun berkepanjangan. Itulah mengapa, sebagai umat Tuhan, kita perlu mawas diri dalam menjalani hidup beriman agar tidak secara asal melakukan berbagai tindakan yang justru akan menjadi benalu yang menggerogoti kesehatan pertumbuhan iman. Secara khusus, pada masa sekarang ketika hidup manusia penuh dengan beragam pilihan kegiatan yang dapat dilakukan secara mudah dan masif melalui kemunculan dunia maya, kita dapat secara tanpa sadar terjerumus ke dalam gaya hidup yang tidak sehat untuk menunjang pertumbuhan iman.