Peran seorang anak dalam sebuah keluarga seringkali dipandang remeh. Secara khusus, tidak dapat dipungkiri bahwa suara anak-anak seringkali tidak diperhitungkan dalam pengambilan keputusan di dalam sebuah keluarga. Pada umumnya, mereka yang masih tergolong anak-anak hingga remaja dianggap tidak cukup mampu untuk memberikan pendapat yang tepat guna dengan situasi kehidupan yang ‘nyata’ karena belum punya pengalaman yang banyak. Padahal, cara pandang yang semacam inilah yang justru menghalangi perkembangan mereka untuk menjadi semakin dewasa dan siap menghadapi realitas yang sesungguhnya.
Di tengah kebudayaan hidupnya, bangsa Israel kuno menerapkan konsep pengajaran terhadap anak-anak yang begitu kuat. Secara khusus, anak-anak perlu diperlengkapi dan dilibatkan sejak usia dini dengan beragam pemahaman, pengajaran dan tradisi iman yang mereka miliki. Pengajaran yang dimaksud pun perlu memuat unsur-unsur seperti yang tertera pada ayat 2 hingga 5, yakni: kebenaran, ketekunan dan konsistensi. Pada Amsal 10 ini kita juga dapat melihat bagaimana peran seorang anak memiliki dampak yang begitu nyata terhadap orang tuanya. Apabila sang anak tergolong bijak dalam menjalani kehidupannya, maka ia akan mendatangkan kesukacitaan bagi orang tuanya. Namun, apabila si anak tampil dengan penuh bebal, maka ia akan menghadirkan kedukaan bagi orang tuanya. Tentu saja hal ini merupakan kesatuan hasil dari pengajaran orang tua terhadap anak dan cara si anak menanggapi pengajaran tersebut.
Sahabat Alkitab, Amsal ini menunjukkan kepada kita pentingnya proses pendidikan atau pengajaran dalam sebuah keluarga. Amsal ini tidak sedang menuntut atau memojokkan posisi anak-anak secara sepihak, melainkan menegaskan krusialnya proses pembentukan yang koheren antara orang tua dan anak dalam sebuah keluarga umat TUHAN. Kita juga perlu menyadari bahwa nilai kebenaran, ketekunan dan konsistensi pada diri seorang individu selayaknya dibentuk dalam lingkungan keluarga. Hal ini bukan hanya berguna bagi perkembangan kedewasaan karakter seseorang di tengah kehidupan sosial, melainkan juga berkaitan dengan pertumbuhan imannya sebagai umat TUHAN.