Sahabat Alkitab, pernahkah kita mendengar kata ‘najis’? Mungkin dalam percakapan sehari-hari kita pernah mendengarnya. KBBI menjelaskan kata najis sebagai kotor dan menjadi penghalang bagi orang untuk beribadah. Dari sini kita bisa melihat bahwa kenajisan itu adalah hal-hal yang dipahami dapat membuat seseorang menjadi tidak suci, sehingga tidak layak untuk beribadah kepada Tuhan. Sistem keagamaan Yahudi juga penuh dengan ketentuan mengenai apa yang najis dan tidak.
Pada teks yang baru saja kita baca, Tuhan Yesus mengingatkan bahwa kenajisan bukan lagi hal lahiriah, tapi lebih dari itu, kenajisan menyangkut tindakan moral. Hal yang membuat seseorang menjadi najis adalah ketika mereka memiliki pikiran-pikiran jahat, lalu merealisasikannya di dalam tindakan. Maka dari itu Tuhan berkata, bahwa yang menajiskan manusia adalah tindakan jahat yang keluar dari hatinya. Tindakan-tindakan tersebut merusak relasi manusia dengan sesamanya. Itulah yang menajiskan kita, dan membuat kita tidak layak dihadapan Tuhan. Hal ini tentu saja bertentangan dengan hikmat Tuhan dan menjadi penghalang bagi terwujudnya perintah Tuhan, agar manusia mengasihi sesamanya.
Marilah kita mengupayakan untuk memiliki hati yang bersih dan tercermin melalui tindakan kepada sesama. Memang mudah untuk terjebak pada hal-hal luar dan apa yang lahiriah, tetapi akan lebih bernilai bila hati kita turut mencerminkan cinta kasih Allah. Hal tersebut tentu tidak mudah, maka kiranya Roh Kudus membantu kita untuk hidup kudus seturut dengan keteladanan Sang Kristus.