Meresapi Perintah TUHAN

Renungan Harian | 28 September 2022

Meresapi Perintah TUHAN

         Sahabat Alkitab, kita tentu sudah tidak meragu jika ditanya, “apakah mencuri adalah sebuah kesalahan di hadapan TUHAN?” Setiap umat TUHAN tentu akan dengan tegas menjawab, “Ya, itu adalah salah dan dosa di hadapan TUHAN”. Namun, apakah jumlah umat TUHAN yang menjawab demikian juga sebanding dengan jumlah umat yang melakukannya dalam hidup keseharian? Contoh lain, kita memang sudah dengan tegas diperintahkan TUHAN untuk menghormati ayah dan ibu yang ternyata turut memengaruhi kualitas hidup di masa mendatang. Namun, apakah jumlah umat TUHAN yang mengetahui perintah, ‘hormatilah ayahmu dan ibumu’ juga sebanding dengan jumlah umat yang sungguh-sungguh memenuhinya?

Kita perlu mengakui bahwa perintah TUHAN begitu mudah untuk didengar, namun begitu sulit untuk dilakukan. Terdapat banyak hambatan, entah internal maupun eksternal, yang semakin menyulitkan kita untuk menghasilkan sikap hidup yang sesuai dan memenuhi perintah TUHAN. Tidak jarang, kita mencoba untuk ‘bernegosiasi’ dengan perintah tersebut. Seolah-olah, perintah TUHAN dapat berlaku dengan begitu ‘ketat’ pada situasi tertentu, namun dapat berubah menjadi lebih ‘lentur’ pada situasi lainnya. Pertanyaannya adalah siapa yang menentukan situasi ketat atau lenturnya perintah tersebut? jawabannya adalah manusia itu sendiri. Alhasil, perintah dari TUHAN yang diberikan untuk menghasilkan budaya hidup yang ideal justru menjadi tidak efektif akibat cara kita memperlakukan perintah tersebut. Oleh sebab itu, setiap perintah dari TUHAN tidak cukup sekadar didengar dan dihafal, melainkan perlu diresapi, dimaknai secara mendalam, serta diupayakan dengan tegas tanpa negosiasi.

Sahabat Alkitab, cobalah kita bayangkan jika kehidupan ini diisi oleh manusia-manusia yang dengan tegas menaati perintah-perintah dari TUHAN? Bukankah dunia ini akan diisi oleh agen-agen pembaharuan yang membawa dampak positif? TUHAN melarang manusia untuk tidak mencuri, bukan hanya dalam perkara atau isu-isu yang besar melainkan juga dalam setiap hal terkecil dalam hidup kita, misalnya ide yang dimiiki rekan kerja. TUHAN melarang manusia untuk tidak mengingini apa yang dimiliki oleh sesamanya, bukan hanya untuk perkara atau objek yang mahal melainkan juga terhadap hal abstrak seperti kebahagiaan yang dimiliki orang lain. TUHAN melarang kita untuk tidak membunuh, bukan hanya terjadi dalam definisi kematian biologis melainkan juga melarang kita agar tidak mempersulit akses hidup orang lain yang sudah jelas-jelas berada pada posisi jauh lebih sulit dari kita. Ini hanyalah secuil upaya pemaknaan terhadap perintah TUHAN. Sisanya, marilah kita upayakan dalam kemandirian dan keiniginan untuk terus menghidupi perintah-Nya.

Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA

Butuh Bantuan? Chat ALIN


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia