Bagi pemazmur semua pengalaman dalam kehidupan dapat dimaknai sebagai cara-Nya untuk menyatakan kasih serta kuasa Tuhan. Maka dari itu di balik segala ratapan dan juga keluhan sang pemazmur sesungguhnya ada keyakinan iman yang mendalam akan pertolongan Tuhan.
Pada teks hari ini kita melihat realitas penderitaan yang tengah dijalani oleh pemazmur. Atas segala penderitaan yang terjadi, pertanyaan dan keraguan memenuhi hati pemazmur. Ia mempertanyakan mengapa Allah mengizinkan penderitaan ini terjadi, terutama ketika mereka merasa telah berupaya sebaik mungkin menjalankan ketetapan-Nya. Pemazmur merasa bingung dan terluka karena Allah tampak tidak bertindak sesuai dengan janji-Nya. Di tengah perasaan yang berkecamuk itu, pemazmur memohon kepada Allah agar bangkit dan menolong mereka. Permohonan ini menunjukkan keyakinannya, bahwa meskipun merasa ditinggalkan, pengharapan dan keyakinan tetap disandarkan kepada satu-satunya Tuhan yang disembah.
Pemazmur mengungkapkan iman yang tetap bertahan walaupun melewati masa-masa kelam. Segala nestapa tidak membuatnya menjauh dari Allah. Ia tetap teguh “mengejar” Allah untuk memberikan kasih setia dan pertolongan-Nya.
Sahabat Alkitab, melalui kesaksian pemazmur kita menemukan bahwa sesungguhnya penderitaan bukanlah alasan untuk meninggalkan Tuhan. Sebaliknya, melalui penderitaan kiranya kita semakin dikuatkan dalam iman kepada Tuhan. Kiranya penderitaan yang hadir dalam kehidupan kita tidak menjauhkan kita dari-Nya melainkan semakin mendekatkan diri kita kepada Tuhan.