Berita kenabian Zakharia pada perikop ini telah menampilkan, setidaknya, dua hal yang dapat kita renungkan secara mendalam mengenai panggilan dari Tuhan. Pertama, Tuhan memanggil pulang para umat-Nya yang telah tercerai-berai dalam pembuangan di empat wilayah sesuai mata angina yang juga merujuk pada Babilonia, Asiria, Mesir dan Persia. Penggunaan simbol ‘Tanah Utara’ pun merujuk pada Babilonia yang merupakan bangsa penjajah Israel pada masa itu. Tuhan secara langsung menujukkan panggilan-Nya agar mereka kembali ke tanah leluhur, tanah perjanjian yang memiliki nilai dalam ikatan sakral antara mereka dengan Tuhan yang tidak pernah lekang oleh waktu. Kedua, masa pembuangan yang memang berat untuk dijalani ternyata telah dijadikan Tuhan sebagai masa untuk membentuk iman dan mengembangkan bangsa Israel itu sendiri. Hal ini terbukti pada pernyataan Tuhan ketika Ia berkata, “pada waktu itu banyak bangsa akan menggabungkan diri kepada TUHAN dan menjadi umat-Ku dan Aku akan tinggal di tengah-tengahmu.” Maka engkau akan mengetahui bahwa TUHAN Semesta Alam yang emngutus aku kepadamu.” Artinya, pada saat umat Israel merespons panggilan Tuhan untuk kembali pulang ke tanah perjanjian, mereka pun tidak hanya akan membangun ulang rumah dan kota asal mereka melainkan juga mengalami perkembangan identitas serta jumlah sebagai komunitas umat Tuhan.
Sahabat Alkitab, berdasarkan dua nilai permenungan firman Tuhan yang kita resapi ini, kita pun dapat mengamini pesan firman-Nya bahwa setiap masa sulit yang kita jalani tidak akan menjadi muara kehidupan kita sebagai umat Tuhan. Tuhan selalu menyediakan panggilan-Nya untuk membawa kita kembali menata dan membangun ulang kehidupan menjadi lebih kokoh. Bahkan, Tuhan juga yang akan mewujudkan perkembangan yang dapat terjadi di segala aspek kehidupan kita. Tuhan tidak pernah membiarkan kita terhilang dalam kemerosotan kualitas hidup. Kita hanya perlu mendengarkan firman-Nya dan merespons panggilan-Nya.
Panggilan Tuhan tidak semestinya menjadi sebuah beban untuk kita respons. Panggilan itu adalah inisiatif Ilahi yang mengundang setiap umat-Nya untuk membangun kehidupan yang terus bertumbuh dan berkembang. Di dalam panggilan itu jugalah Tuhan menyediakan rancangan damai sejahtera. Meski demikian, menerima panggilan Tuhan yang penuh rancangan kebaikan itu tidak berarti kita menjadi bersifat pasif dan memposisikan diri sebagai target utama yang bermalas-malasan. Justru, kita perlu semakin bergerak aktif untuk hidup di dalam panggilan Tuhan.