Upaya-upaya perubahan yang kita lakukan dalam berbagai kesempatan seringkali menemui jalan buntu. Baik itu hal-hal yang sifatnya pribadi, pekerjaan, hingga pelayanan. Saat hal tersebut terjadi mudah bagi kita untuk merasa patah arang. Satu hal yang diperlukan adalah kesediaan untuk mengevaluasi apa yang tengah kita kerjakan dan memulai perubahan hingga kepada aspek-aspek terkecil yang mungkin saja terlewat.
Restorasi Yerusalem pada dasarnya adalah sebuah upaya gerak dan perubahan yang menyasar ruang lingkup bangsa dan negara. Saat orang-orang Yahudi diperkenankan Allah untuk kembali ke tanah leluhur, Nehemia sebagai pemimpin bangsa tersebut, menyadari betul beban berat yang harus mereka pikul terkait dengan restorasi yang harus segera dimulai. Hambatan demi hambatan terus menghadang. Nehemia sadar bahwa diperlukan sebuah perencanaan yang matang dalam proses pembangunan tersebut. Pada akhirnya kota itu telah selesai dibangun, tetapi perjuangan belumlah usai. Proses penempatan kembali kota itu perlu diatur dengan sebaik-baiknya.
Nehemia 11:1-36 menceritakan proses penempatan kembali dengan cukup menyeluruh. Nama-nama yang dikelompokkan berdasarkan sukunya mulai bermunculan. Mereka juga diidentifikasi berdasarkan peran-peran strategis yang akan dijalani. Menariknya pada bagian perikop kita saat ini, proses itu tidak hanya berpusat di Yerusalem melainkan juga di desa-desa atau daerah-daerah terpencil yang mengitari kota itu. Orang-orang dari suku Yehuda dan juga Benyamin tercatat sebagai penduduk yang mendiami daerah-daerah pinggiran tersebut. Pemerataan penduduk yang mendiami segala penjuru daerah Yerusalem dan sekitarnya memberikan gambaran atas strategi yang digunakan pada masa-masa restorasi Yerusalem. Proses itu tentu saja merupakan bukti nyata atas tuntunan serta hikmat Tuhan kepada umat-Nya.
Sahabat Alkitab, melalui kisah ini kita belajar untuk menggunakan akal budi dalam terang hikmat Tuhan saat membuat segala perencanaan hingga kepada saat merealisasikan rencana tersebut. Hikmat Tuhan membuat kita dapat memperhatikan detail-detail terkecil yang harus dikerjakan sehingga rencana atas perubahan yang hendak kita realisasikan dapat terwujud dengan baik. Hal itulah yang juga terlihat ketika daerah-daerah sekitar yang berada di Yerusalem, tidak terluput dari upaya pemukiman kembali. Maka marilah kita bergantung dan berserah pada hikmat-Nya saja. Mengerjakan segala sesuatu dengan penuh perhitungan matang yang didasarkan pada hikmat serta kasih setia-Nya.