Pernahkah Anda memikirkan bagaimana seorang arsitek merancang sebuah kota? Ia bukan hanya menggambar jalan utama dan bangunan megah, tetapi juga memperhatikan hal-hal kecil: drainase, arah angin untuk sirkulasi udara, bahkan posisi pohon agar menghasilkan kesejukan maksimal. Setiap detail diperhitungkan dengan seksama, karena baginya, semua bagian penting, yang besar maupun yang kecil. Seperti itulah pesan yang dapat kita tangkap melalui jawaban-jawaban Tuhan kepada Ayub. Ketika Ayub dalam kepedihan dan pergumulannya menantikan jawaban, Tuhan tidak memulai dengan menjelaskan penderitaan manusia. Ia justru membuka percakapan dengan sebuah parade ciptaan, dari langit ke bumi, dari petir hingga burung gagak, dari rusa sampai keledai. Ini bukan karena Tuhan tidak peduli terhadap pergumulan Ayub, melainkan karena Ia ingin menyingkapkan dimensi ilahi yang lebih luas, yaitu: keterlibatan Allah yang menyeluruh dan penuh perhatian atas seluruh ciptaan-Nya.
Setelah menggambarkan kemahakuasaan-Nya atas semesta, Tuhan membawa Ayub menyaksikan dunia binatang liar. Diantaranya, singa yang berburu makanan di malam hari, gagak yang kelaparan dan berseru minta makan, rusa yang mengandung dan melahirkan tanpa disaksikan manusia, keledai liar yang hidup bebas di padang belantara, dan kambing gunung yang tidak bisa dijinakkan manusia. Semua makhluk ini hidup di luar kendali manusia, tetapi tidak di luar perhatian Tuhan. Ia menyediakan makanan bagi mereka, mengatur waktu kelahiran mereka, memberikan tempat bagi yang bebas, dan menunjukkan bahwa setiap makhluk—liar, kecil, dan tersembunyi—ada dalam pengetahuan dan pemeliharaan-Nya. Allah hendak mengajarkan kepada Ayub, bahwa Ia bukan hanya Maha Kuasa, tetapi juga Maha Perhatian. Ia menciptakan dan menopang, mengatur dan memelihara. Bahkan hal-hal yang bagi manusia tidak penting, seperti tangisan anak burung gagak atau tawa keledai liar, tidak pernah diabaikan-Nya. Jika demikian, bagaimana mungkin kita meragu pada perhatian Tuhan atas hidup kita?
Sahabat Alkitab, kita hidup di dunia yang sering menilai dari apa yang besar, tampak, dan bermanfaat. Namun dalam tatanan Ilahi, yang tersembunyi dan kecil sekalipun diperhitungkan. Allah mendengar suara yang lirih, memperhatikan mereka yang tersisih, dan menopang yang tak terlihat. Tuhan bekerja dalam segala musim dan ritme kehidupan, bahkan dalam waktu yang tidak kita mengerti. Seperti rusa yang melahirkan di gunung tanpa pengawasan manusia, tetapi dapat menjalani segala sesuatunya dengan baik, demikianlah Tuhan bekerja dalam kesunyian dan ketakterdugaan.