Penindasan dan ketidakadilan adalah persoalan purba yang mungkin telah muncul semenjak peradaban manusia berkembang. Bersamaan dengan hal itu beragam cita-cita untuk mengenyahkan penindasan dan ketidakadilan juga tumbuh subur dan mencoba untuk mewujudkan dirinya secara penuh. Pada hari ini kita hendak melihat seruan akan keadilan itu terdokumentasi dengan baik dalam syair di Mazmur 43:1 - 44:9. Sang pemazmur mengabadikan cita-citanya akan keadilan dan apa yang dipahami bangsanya mengenai keadilan.
Dalam parah pertama narasi (pasal 43), pemazmur menunjukkan realitas penindasan yang tengah dialami umat-Nya. “Berilah keadilan kepadaku, ya Allah, dan perjuangkanlah perkaraku terhadap kaum yang tidak saleh!” , sebuah seruan lugas di ayat 1 yang menampilkan langsung situasi yang terjadi. Ketidakadilan sedang terjadi dan pelakunya adalah mereka yang tidak tunduk kepada Allah/ orang yang tidak saleh. Pemazmur tidak ragu berseru kepada Allah dan memohon keadilan kepada-Nya karena Tuhan senantiasa berada pada sisi umat-Nya serta menghadirkan pembebasan.
Seruan ini kemudian dilanjutkan dengan rujukan kepada sejarah penyertaan Allah kepada bangsa Israel. Allah menyertai bangsa Israel dalam pembebasan dari Mesir, saat mereka menuju tanah perjanjian, hingga mereka menjadi sebuah kerajaan yang besar. Semua itu terjadi bukan karena kekuatan mereka sendiri melainkan dengan tangan-Nya, Allah memberikan kemenangan. Alasan itulah yang menjadi dasar akan segala puja puji yang disampaikan kepada umat. Maka andalkanlah Dia di tengah segala sesuatu termasuk atas perjuangan mewujudkan keadilan.
Sahabat Alkitab, jika saat ini kita merasa begitu banyak himpitan hidup bahkan ketidakadilan datang serta menerpa kehidupan janganlah ragu untuk terus berpegang pada pengharapan yang disediakan-Nya. Allah akan menyatakan keadilan-Nya dan kemenangan bagi umat yang bersandar kepada-Nya.