Sering kita mendengar pada nasihat-nasihat ibadah pernikahan bahwa suami dan istri yang telah diteguhkan dalam Tuhan sesungguhnya menjadi satu daging dan bergerak senada untuk mewujudkan cinta kasih Tuhan di kehidupan sehari-hari. Relasi pernikahan yang baik akan membuat masing-masing pihak yang terlibat, suami dan istri, bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik seturut kehendak-Nya. Itulah relasi sepadan yang diwujudkan dalam relasi tersebut.
Pemahaman tersebutlah yang juga tersirat pada bacaan kita kali ini. Mazmur 45:1-10 mengungkapkan pujian, harapan, dan doa yang berkenaan dengan raja. Syair kemudian dilanjutkan dengan nasihat kepada sang calon permaisuri raja. Hal ini semakin memperjelas penggunaan teks sebagai syair yang dipujikan saat pernikahan raja. Nasihat kepada calon permaisuri diawali dengan anjuran untuk melepaskan ikatan dengan bangsa dan keluarganya. Hal ini penting karena beberapa kali raja Israel jatuh ke dalam kekafiran atas pengaruh istri-istri mereka yang berasal dari luar negeri, dan bangsa-bangsa kafir. Ia dan Raja menjadi satu “tim”, mandataris Allah untuk mewujudnyatakan tata pemerintahan berdasarkan kehendak-Nya.
Pemazmur melanjutkan syairnya dengan menguatkan permaisuri dengan sebuah pernyataan yang mengandung janji dan membangkitkan harapan calon permaisuri untuk ambil bagian dalam kehormatan yang diberikan kepada raja. Baik dari dalam dan luar negeri, orang-orang akan datang membawa persembahan kepada raja.
Syair pujian kepada Raja dan Permaisuri ini turut menggaungkan pesan bagi kita dalam menapaki kehidupan berumah tangga. Sebagaimana Raja dan Ratu Israel yang diberi mandat untuk menyatakan maksud serta tujuan Allah dalam kehidupannya, demikianlah kita yang juga diundang oleh Allah untuk mewujudkan kehendak-Nya. Proses untuk mewujudkan kehendak-Nya dalam hidup berumah tangga dimulai dari kesediaan bertumbuh menjadi pasangan yang sepadan serta saling melengkapi. Dalam hidup yang seperti itulah kita dapat mengamini seruan pemazmur pada ayat 18 bahwa akhirnya hanya nama Tuhan sajalah yang dimasyhurkan.