Rasanya akhir-akhir ini semakin banyak orang yang merasa pesimis atas kehidupan. Situasi batin itu dipicu oleh kondisi dunia yang semakin kacau serta jauh dari kata ideal. Krisis ekonomi, angka pengangguran yang tinggi, perang di berbagai belahan dunia, hingga kepada para pemimpin negara yang tidak menjalankan tugas serta tanggung jawabnya dengan baik. Belum lagi beragam pergumulan pribadi yang menekan hidup. Maka saat itu semua terjadi, batin kita bertanya dengan penuh harap, siapakah yang akan menjadi pegangan dan sandaran kita? Mungkin perenungan mendalam atas bacaan kita saat ini akan membantu untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Pemazmur memulai syairnya dengan sebuah pernyataan yang tegas bahwa Allah adalah tempat perlindungan dan kekuatan. Tidak perlu lagi meragukan keberadaan-Nya sebagai penolong dalam segala kesesakan kita. Penggambaran akan perlindungan Allah dikemukakan dengan sebuah metafora yakni Allah adalah kota benteng kita. Sebagaimana benteng-benteng dibuat di masa itu untuk melindungi segenap penduduk kota, demikianlah Allah akan melindungi umat-Nya.
Apabila Allah menjadi kota benteng kita maka tidak ada satupun kesukaran yang akan menghalangi cinta kasih-Nya. Pandanglah sekeliling, maka kita akan menemukan betapa Ia telah memulai pekerjaan-Nya. Peperangan sebagai lambang dari kekacauan di atas muka bumi dihentikan-Nya. Busur dan tombak tidak lagi berfungsi untuk menyakiti sesama manusia (ayat 10). Syair ini menjadi sebuah berita yang meneguhkan hati. Berbeda dengan kota benteng ciptaan manusia yang tetap memiliki keterbatasan, Allah sang Kota Benteng melampaui segala yang ada. Dengan demikian perlindungan serta kasih setia-Nya juga tidak terbatas.
Sahabat Alkitab, kehidupan memang terkadang menjadi begitu berat tetapi ingatlah selalu kasih setia Tuhan. Perhatikanlah sekeliling kita dan lihatlah bahwa Allah tidak pernah berhenti melakukan pekerjaan tangan-Nya. Sebagaimana pemazmur bersaksi atas perlindungan Allah yang begitu kokoh laksana kota benteng yang teguh, maka kita pun diundang untuk menghayati kekuatan serta perlindungan-Nya. Maka marilah tetap menggantungkan pengharapan kepada-Nya karena hanya Tuhan lah yang sanggup untuk mengatasi segala sesuatu.