Curhat di Tempat yang Tepat

Renungan Harian | 1 Sep 2025

Curhat di Tempat yang Tepat

Setiap orang memiliki kebutuhan untuk mengungkapkan apa yang sedang dialami, khususnya ketika sedang mengalami beban, tantangan hidup, dan pergumulan. Entah itu tekanan dari pekerjaan, konflik keluarga, rasa cemas menghadapi masa depan, atau bahkan luka pengkhianatan dari orang terdekat. Akhirnya curahan hati (curhat) menjadi kebutuhan yang tidak terelakkan. Pada masa kini banyak orang melarikan diri ke media sosial, menuangkan perasaan di ruang publik, berharap mendapat simpati, tetapi justru berakhir pada penghakiman atau kesalahpahaman. Ada pula yang memilih diam, menumpuk luka batin, hingga akhirnya jatuh dalam depresi.


Psikologi modern menyebut curhat sebagai bagian dari catharsis, pelepasan emosi yang menolong seseorang mengurangi tekanan batin. Hal ini tampak sejalan dengan yang dilakukan pemazmur, dalam Mazmur 55. Lebih dari itu, pengalaman pemazmur menunjukkan arah lebih dalam, ia mengalamatkan curhatnya kepada Allah yang sudi menampung keluh kesah tanpa menghakimi. Pemazmur membuka hatinya tanpa sensor, jujur dengan rasa takut, cemas, bahkan keinginannya untuk melarikan diri. Di sini kita belajar, iman bukan berarti menutupi luka dengan senyum palsu, melainkan membawa kegelisahan terdalam ke hadapan Tuhan. Pemazmur memulai dengan empat kali seruan yang mendesak, “Pasanglah telinga, janganlah bersembunyi, perhatikan, jawablah” (ayat 2-3). Intensitas ini menunjukkan keputusasaan yang nyata. Ia merasa ditindas musuh, jantungnya berdebar, tubuhnya gemetar. Ekspresi ini mengingatkan kita bahwa penderitaan dapat berdampak pada tubuh.


Di tengah kepanikan itu, ia berangan-angan bisa terbang jauh ke padang gurun, mencari pondok sunyi yang aman. Inilah gambaran universal manusia: kerinduan melarikan diri dari hiruk-pikuk dan luka kehidupan. Keinginan ini muncul karena pemazmur menyaksikan, betapa kota yang seharusnya jadi tempat aman justru dipenuhi kekerasan dan tipu daya. Lebih menyakitkan lagi, ancaman terbesar yang dihadapinya bukan dari musuh asing, tetapi dari orang terdekat yang mengkhianati. Luka karena dikhianati orang terdekat selalu lebih menyakitkan daripada serangan musuh.


Sahabat Alkitab, dalam dunia yang bising, di mana curhat bisa dengan mudah berubah menjadi konsumsi publik, kita diajak menemukan “padang gurun” rohani (ruang doa pribadi) di mana jiwa dapat bebas menangis dan beristirahat. Berbicara kepada Allah adalah bentuk komunikasi terdalam manusia. Ketika manusia gagal memahami kita, Tuhan tetap menjadi ruang aman yang tidak membocorkan rahasia, tidak mengecilkan penderitaan, dan tidak menjawab dengan sinisme. Ia menerima curahan hati kita sebagai doa. Namun, ini tidak berarti kita mengecilkan peran sesama. Bisa jadi, orang-orang yang hadir di sekitar kita adalah utusan Tuhan, perpanjangan tangan-Nya untuk menolong, menguatkan, dan menyertai kita melewati lembah kehidupan.

Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA

Butuh Bantuan? Chat ALIN


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia