Mengungkapan Derita Pada-Nya

Renungan Harian | 24 Okt 2025

Mengungkapan Derita Pada-Nya

Perasaan tidak berdaya adalah sebuah kondisi yang sangat tidak mengenakkan. Kita sulit untuk melihat jalan keluar dari situasi tersebut. Ketidakberdayaan itu di zaman modern ini terjadi karena berbagai faktor. Entah itu pergumulan karena situasi ekonomi, relasi, bahkan hingga kepada sesuatu yang dikondisikan oleh pihak luar. Jika tidak segera menemukan secercah sinar pengharapan dari Tuhan, akan sulit bagi siapapun untuk bertahan dalam situasi tersebut. Sebagai seorang Kristen kita tahu bahwa pengharapan hanya diperoleh saat kita melihat kepada Allah, Sang Pencipta Semesta. 


Ketidakberdayaan seorang manusia diekspresikan pemazmur dalam ayat 5, “Aku dianggap sebagai orang yang turun ke liang kubur.” Rujukan kepada kematian atau dunia orang mati muncul di beberapa bagian pasal ini. Secara tekstual kita dapat melihat dalam beberapa bagian di Alkitab bahwa saat ada rujukan ke arah tersebut sejatinya hendak menggambarkan sebuah keterhimpitan dan kesesakan yang seolah-olah tidak tertandingi. Pemazmur juga merasa bahwa ada peran Allah dalam derita yang dirasakannya. Namun justru karena itulah pemazmur menyadari bahwa hanya kepada Allah saja ia dapat mengadu serta mencurahkan segala kepedihan yang dirasakannya. 


Kepedihan sang pemazmur merupakan bagian dari realita kehidupan manusia yang seringkali kita alami tetapi jarang untuk kita akui dengan jujur. Kita sibuk untuk berdalih dan menolak mengakui kondisi nyata yang kita alami. Menyatakan kepedihan dengan jujur bukanlah tanda bahwa kita menyerah, tetapi justru kita hendak mengobarkan kembali benih-benih harapan karena bagi orang beriman pekikkan itu ditujukan kepada Allah semata. Seorang beriman tahu bahwa hidupnya selalu berada di dalam ketegangan antara realita yang terkadang penuh derita dengan tuntunan kasih Allah yang menyatakan pengharapan. Sebagaimana pemazmur dalam bacaan kita kali ini yang terlebih dahulu mendasari jeritan hatinya dengan keyakinan iman sebagai berikut: “Ya TUHAN, Allah yang menyelamatkan aku, siang hari aku berseru-seru, pada waktu malam aku masih di hadapan-Mu.” Bukankah ini artinya kita masih terus berjalan di dalam terang pengharapan dari-Nya? Maka seberat apapun pergumulan yang kita alami kini, teruslah melaju dalam terang pengharapan-Nya. Sesekali pekikkan itu muncul bukanlah sebuah dosa, tetapi justru seruan minta tolong terdalam yang didasari iman yang teguh kepada Sang Khalik.



Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA

Butuh Bantuan? Chat ALIN


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia