Didikan yang Memulihkan

Renungan Harian | 4 Nov 2025

Didikan yang Memulihkan

Mendidik anak sering kali berarti menahan diri untuk tidak selalu melindungi. Ada saat ketika cinta harus hadir dalam bentuk batas, bukan keleluasaan; dalam teguran, bukan sekadar pelukan. Orangtua yang bijak tahu, kasih yang memanjakan tidak selalu menumbuhkan. Maka, ketika seorang ayah membiarkan anaknya belajar dari kesalahan, atau seorang ibu dengan sabar mengarahkan anak yang terjatuh untuk bangkit, di sanalah cinta menemukan bentuknya yang paling sejati, yaitu membentuk, bukan sekadar menyenangkan. Begitu pula dengan Allah. Didikan-Nya tidak selalu nyaman, tetapi selalu bermakna.

 

Mazmur 94 menyuarakan pengalaman itu, “Berbahagialah orang yang Kau didik, ya TUHAN, dan yang Kauajari Taurat-Mu. Engkau akan menenangkan dia pada hari-hari malapetaka.” Didikan Tuhan adalah proses pembentukan batin yang mendalam. Ia bukan penghukuman, melainkan pendidikan rohani yang melahirkan kebijaksanaan. Filsuf Aristoteles pernah berkata bahwa kebajikan adalah hasil dari kebiasaan yang dilatih dengan disiplin. Mazmur ini menggemakan hal serupa: Tuhan melatih jiwa kita melalui pengalaman hidup, agar kita tidak sekadar tahu tentang kebenaran, tetapi menjadi pribadi yang hidup di dalamnya. Didikan Tuhan, dengan segala tantangan dan luka yang menyertainya, adalah fondasi yang memulihkan karakter manusia.

 

Ketika pemazmur berkata, “Ketika aku berpikir, “ kakiku sudah goyah,” kasih setia-Mu, ya TUHAN, menopang aku,” (ayat 18), kita mendengar suara jiwa yang belajar bertahan. Di sinilah iman berjumpa dengan resilience, ketahanan batin yang lahir bukan dari kekuatan diri, melainkan dari kesadaran akan kasih Tuhan yang menopang. Ketahanan bukan berarti tidak pernah jatuh, tetapi kemampuan untuk bangkit dengan makna baru. Didikan Tuhan mengajarkan hal itu, bahwa luka bukan akhir, melainkan awal dari kedewasaan spiritual. Dalam setiap kelelahan dan kecemasan, kasih Tuhan menjadi ruang pemulihan di mana jiwa dipulihkan dan diarahkan kembali kepada kebenaran.

 

Sahabat Alkitab, pada akhirnya, disiplin ilahi adalah bentuk kasih yang berpikir jauh ke depan. Seperti guru yang menegur agar muridnya menemukan arah yang benar, Tuhan membentuk kita bukan untuk menghancurkan, melainkan untuk menegakkan. Didikan-Nya adalah proses penyembuhan yang perlahan, namun pasti, menumbuhkan kedewasaan rohani. Ia mengubah penderitaan menjadi pelatihan jiwa, dan kesakitan menjadi kesempatan untuk mengenal kasih yang lebih dalam. Maka benar kata pemazmur, berbahagialah orang yang dididik Tuhan, karena di balik setiap teguran ada pemulihan, di balik setiap pergumulan ada kedewasaan, dan di balik setiap luka ada tangan kasih yang memulihkan hidup.


Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA

Butuh Bantuan? Chat ALIN


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia