Ketika Keadilan dan Kasih Bertemu

Renungan Harian | 3 Nov 2025

Ketika Keadilan dan Kasih Bertemu

Bayangkanlah sebuah ruang sidang. Di satu sisi, berdiri seorang terdakwa yang arogan. Wajahnya tenang, penuh keyakinan bahwa kekuasaan dan kelicikan akan melindunginya. Di sisi lain, tampak korban: seorang janda yang kehilangan penopang hidupnya, seorang anak yatim yang kehilangan suara, atau seorang pendatang yang kehilangan tempat berpijak. Saksi-saksi memilih diam karena takut, bukti-bukti dimanipulasi oleh tangan-tangan yang berkuasa, dan kebenaran seolah terperangkap di balik tirai prosedur hukum.


Dalam ruang pengadilan seperti itu, terdengar bisikan getir dari hati korban, “Apakah keadilan sudah mati?” Gambaran ini sangat dekat dengan keluhan sang pemazmur dalam Mazmur 94. Ia melihat orang fasik melakukan kejahatan dan menyombongkan diri, ‘meremukkan’ umat TUHAN, menyembelih janda dan orang asing, serta membunuh anak yatim (ayat 4–6). Dengan congkak mereka berkata, “TUHAN tidak melihatnya, Allah Yakub tidak mengindahkannya” (ayat 7). Mazmur ini bukan sekadar ratapan, melainkan gugatan moral terhadap tatanan dunia yang membiarkan kejahatan tumbuh dan nurani manusia membeku.


Mazmur 94 menempati posisi istimewa dalam jajaran mazmur kerajaan (Mazmur 93–100). Di tengah nyanyian tentang kemuliaan Allah sebagai Raja, mazmur ini berperan seperti cermin yang memantulkan wajah dunia yang rusak oleh kesombongan dan penyalahgunaan kuasa. Ayat 1–7 menggambarkan kegelapan moral: keadilan dibungkam, hukum dijadikan alat penindasan, dan para pelaku kejahatan merasa aman karena merasa tak terlihat. Namun dalam ayat 8–11, pemazmur menegaskan bahwa Allah tidaklah buta dan tuli terhadap penderitaan manusia, “Dia yang memasang telinga, masakan tidak mendengar? Dia yang membentuk mata masakan tidak melihat?”


Allah digambarkan sebagai Hakim yang berintegritas, yang tidak hanya menilai dengan hukum, tetapi juga dengan pengetahuan dan kasih yang menembus kedalaman hati manusia. Mazmur ini menegaskan bahwa di balik kebisuan sejarah, ada realitas ilahi yang tetap berpihak pada kebenaran dan menegakkan keadilan dengan kasih yang memulihkan.


Mazmur ini menggemakan kesadaran akan lex superior, hukum yang lebih tinggi dari segala aturan buatan manusia. Ketika pemazmur menyinggung mereka yang “merancang bencana berdasarkan peraturan” (ayat 20), ia sedang mengungkapkan bahaya dari legalisme tanpa moralitas. Hukum yang kehilangan keadilan bukan lagi pelindung kehidupan, melainkan topeng bagi penindasan.


Di sinilah Allah tampil sebagai Hakim yang sejati, Ia tidak hanya adil dalam vonis, tetapi juga penuh belas kasih dalam tindakan. Keadilan ilahi tidak dimotivasi oleh dendam, melainkan oleh kehendak untuk memulihkan keseimbangan moral dunia. Seperti yang dikatakan Martin Buber, hubungan sejati selalu bersifat ‘Aku–Engkau’, bukan ‘Aku–Itu’, dan Allah dalam Mazmur ini hadir sebagai ‘Engkau’ yang mendengar, menyertai, dan bertindak demi yang tertindas.


Sahabat Alkitab, mazmur hari ini mengingatkan kita bahwa keadilan sejati hanya mungkin terjadi jika berjalan seiring dengan kasih. Dalam dunia yang sering menukar kebenaran dengan keuntungan, kita dipanggil untuk meneladani Hakim yang tak dapat disuap. Menjadi manusia yang tegas tanpa kehilangan empati, dan mengasihi tanpa menutup mata terhadap kejahatan.


Iman bukanlah pelarian dari realitas, melainkan keberanian untuk mempercayai dan mewujudkan tatanan yang lebih tinggi, di mana hukum berpadu dengan kasih, dan keadilan menjadi wajah belas kasih Allah yang nyata di dunia. Ketika hukum manusia gagal menegakkan kebenaran, iman memberi kita pengharapan: bahwa Hakim yang berintegritas dan pengasih itu akan bangkit, mendengar seruan mereka yang tertindas, dan menegakkan keadilan yang tak lagi bisa dipalsukan.

Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA

Butuh Bantuan? Chat ALIN


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia