Paulus perah berkata, "Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku." Masihkah bermakna sebuah pemberian jika diberikan bukan karena kasih?
Dengan terus terang TUHAN berkata kepada Israel, "Aku lebih suka kamu mengenal Aku dan selalu mengasihi Aku, daripada kamu membakar dan mempersembahkan kurban kepada-Ku." Tetapi Israel tidak melakukan itu. Ibadah mereka dan persembahan yang mereka berikan hanya bersifat lahiriah saja, tidak ada kasih (hesed) di dalamnya. Ini terlihat dari cara mereka memperlakukan sesama mereka. Mereka berbuat jahat, membunuh, merampok, semua mereka lakukan secara sengaja, mereka juga menyembah berhala. Bagaimana mungkin mereka dapat mengasihi Allah yang tidak dilihatnya, sementara mereka terus berbuat jahat kepada sesamanya manusia yang hidup bersamanya? Bagaimanakah mereka dapat mempersembahkan kurban kepada Tuhan, sementara saudara mereka sendiri mereka rampok?
Sahabat Alkitab, lebih daripada semua yang kita dapat berikan, Allah menginginkan hatimu yang sungguh-sungguh mencintai-Nya. Tidak ada gunanya ibadah dan semua persembahan yang kita berikan jika tidak kita lakukan karena kita mengasihi-Nya. Jika kita saja menginginkan kasih yang tulus dari orang yang kita kasihi masakan Allah tidak menginginkannya? Dan kasih kita kepada-Nya, dilihat-Nya dari cara kita memperlakukan sesama kita. "Hesed" atau kasih setia yang diinginkan-Nya adalah kasih yang tertuju kepada-Nya dan kepada sesama pada saat yang bersamaan. Tuhan Yesus berkata bahwa seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi terangkum dalam hukum kasih (Mat. 22:37-40).
Apa pun juga yang kita berikan, kasih adalah dasar dari pembarian yang terbaik itu.
Salam Alkitab Untuk Semua