Kejahatan memang manis rasanya di dalam mulut, tetapi menjadi seperti bisa ulat tedung di dalam mulut. Namun firman Allah manis bagai madu murni, memberi kehidupan bagi siapa saja yang memakannya
"Lalu kitab itu kumakan dan rasanya manis seperti madu." Dalam pengalaman supernatural yang dialami oleh Yesaya dan Yeremia, ketika Tuhan mengutus maka tindakan simbolis yang Allah lakukan adalah dengan menyentuh atau menjamah mulut nabi yang diutusnya. Berbeda dengan Yeheskiel, ia diberi makan gulungan kitab yang berisi firman Allah, dan firman itu adalah firman yang berisi berita-berita pahit bagi Israel, namun bagi Yehezkiel gulungan firman itu terasa manis. Berita itu adalah berita penghukuman atas Yehuda dan Yerusalem yang tertulis dalam dua puluh empat pasal pertama dalam kitab Yehezkiel. Allah yang kudus membuat firman-Nya hidup dalam diri Yehzkiel, sebuah penggambaran pertemuan antara transendensi dan imanensi Allah.
Sahabat Alkitab, Tuhan Yesus pernah berkata (Mat. 11:29), "Pikullah kuk yang kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan." Kuk yang Tuhan maksudkan adalah perintah, hukum, aturan, atau firman Allah. Memikulnya berarti menerapkan itu dalam hidup kita. Menarik bahwa Tuhan Yesus mengatakan bahwa akibat memikul kuk itu bukanlah beban dan tidak memberatkan malah akan mendapat ketenangan dan merasa segar. Bagi Yehezkiel dan bagi siapa pun yang mengasihi Tuhan dengan menunjukkan ketaatan dan kesetiaan pada firman-Nya, maka apa pun isi firman itu akan dirasakannya sebagai firman yang menghidupkan dan menyelamatkan, manis untuk ditaati, bahkan sekalipun itu adalah berita tentang hukuman. Tapi bagi mereka yang ingin hidup sesuai dengan keinginannya sendiri, maka firman Tuhan itu terasa seperti beban yang berat, mengekang, terasa pahit, dan tidak menyenangkan sama sekali.
Selamat Beribadah. Cintailah firman-Nya lebih dari pada mencintai emas bahkan emas tua, karena firman-Nya manis dan engkau akan hidup karena-Nya
Salam Alkitab Untuk Semua