Sekalipun Paulus sangat memuji jemaat Tesalonika karena kebaikan hati dan saling mengasihi satu dengan yang lain, bukan berarti bahwa kasih mereka telah sempurna. Paulus meminta agar mereka lebih berusaha lagi untuk mengejar kesempurnaan kasih itu. Beberapa di antara mereka karena kegelisahan mengenai kedatangan Tuhan kembali, memilih untuk tidak bekerja. Keadaan ini menimbulkan masalah dalam kehidupan mereka. Masalah pertama adalah karena tidak bekerja mereka akhirnya menyibukkan diri dengan mencampuri urusan orang lain dalam arti yang negatif. Kedua, karena tidak bekerja mereka menjadi peminta-minta dan menggantungkan diri mereka kepada jemaat yang lain dengan begitu mereka menjadi beban baru bagi sesamanya.

Sahabat Alkitab, jika kita sama sekali tidak memiliki kasih sebagai motivasi dasarnya dan tidak ada niat untuk melakukan yang baik seperti menasehati dengan kebenaran untuk mengubahkan, maka janganlah mencampuri urusan orang lain! Sebab itu hanya menunjukkan bahwa kita sebenarnya tidak memiliki ketenangan dan kedamaian dalam pikiran sendiri serta akan meresahkan orang lain juga. Setiap kita memiliki panggilan untuk bekerja. Allah sendiri memperkenalkan diri-Nya sebagai Allah yang bekerja karena itu sebagai gambar dan rupa-Nya, Allah mengutus kita juga untuk bekerja (Kej. 1). Sepanjang kehadiran-Nya di dunia, Yesus selalu giat bekerja (melayani) dengan berkeliling ke kota dan ke desa-desa. Paulus juga selama dalam pelayanan pemberitaan Injil, selalu bekerja membuat tenda dan tidak menggantungkan diri pada jemaat. Di dalam bekerja kita diajarkan untuk memfokuskan pikiran agar mampu menghasilkan karya yang terbaik, jadi tidak ada lagi waktu bagi kita untuk mengurusi dengan tidak pantas hal yang bukan menjadi urusan kita. Bekerjalah selagi hari masih siang dan mengawalinya doa semoga Tuhan akan membuat kita menjadi berhasil.

Bekerja dan melayani adalah dua hal yang sama apabila kita melakukannya untuk memuliakan Tuhan.

Salam Alkitab Untuk Semua