Sahabat Alkitab, melalui perenungan firman Tuhan pada hari ini kita mendapatkan salah satu dampak dari persekutuan, yaitu saling menguatkan dan saling dikuatkan oleh kuasa Roh Kudus. Penyesahan, tekanan dan ancaman yang telah dialami oleh Petrus serta Yohanes karena mempertahankan iman kepada Kristus telah menjadi sebuah permasalahan konkret, tidak hanya bagi kedua rasul tersebut tetapi juga bagi seluruh jemaat di kota Yerusalem. Tentu saja, pengalaman tersebut bukan hal yang mudah untuk dihadapi. Mereka mengalami ketakutan dan kekhawatiran untuk menghidupi iman kepada Kristus di tengah lingkungan yang bersepakat untuk menyingkirkan Yesus. Namun, pada tahap ini juga lah mereka mengalami ikatan persekutuan yang secara langsung mendapatkan curahan dari Roh Kudus.
Setiap anggota jemaat pada waktu itu tidak menghadapi situasi hidup yang mencekam sendirian, melainkan mereka melaluinya sebagai sebuah komunitas yang solid di dalam Tuhan. Curahan Roh Kudus yang memenuhi persekutuan jemaat, seperti yang tergambar pada ayat 31, merupakan hasil sekaligus indikator dari kualitas persekutuan yang sehat sebagai umat Tuhan. Kita pun dapat melihat perilaku solid yang mereka lakukan pada saat menghadapi ancaman, yakni mereka berdoa, berseru, dan berharap kepada Tuhan sebagai sebuah komunitas yang utuh di dalam Tuhan. Mereka tidak bergerak sendirian atau memikirkan keselamatan personal, melainkan saling melindungi dan mengharapkan pertolongan untuk keutuhan bersama.
Perilaku hidup bersekutu yang muncul pada perikop ini pun tidak hanya memberikan sebuah pembelajaran tentang kualitas persekutuan yang sehat sebagai umat Tuhan, tetapi juga dapat menjadi ajakan evaluasi terhadap kualitas hidup berkomunitas yang kita miliki. Pada dasarnya, setiap keluarga maupun gereja, merupakan lingkungan persekutuan yang paling mendasar dimiliki oleh setiap umat Tuhan. Melalui komunitas-komunitas itulah setiap jemaat Tuhan memiliki ruang untuk saling bertumbuh dan saling memperhatikan. Di dalam ruang-ruang persekutuan itu pula kita membentuk kebiasaan untuk saling mendoakan dan berpengharapan sebagai sebuah komunitas yang solid. Kita perlu membangun hidup persekutuan yang demikian, karena setiap umat Tuhan tidak dapat mempertahankan hidup keimanannya secara terisolir selain dari lingkungan persekutuan yang saling menopang.