Allah mengikat sebuah perjanjian tanpa syarat dan bersifat kekal kepada manusia. Tanpa syarat berarti Nuh dan seluruh keturunan manusia bertindak sebagai yang pasif atau penerima perjanjian itu tanpa perlu melakukan apa pun sama sekali. Kekal berarti bahwa perjanjian ini akan terus ada sampai pada keturunan manusia yang terakhir atau pada akhir zaman. Allah berjanji tidak akan memusnahkan seluruh manusia lagi dengan banjir, dan busur pelangi yang Allah "gantungkan" di langit adalah tanda perjanjian itu. Dalam pemahaman dunia kuno, memggantungkan busur adalah tanda perdamaian. Inilah pertama kalinya juga pelangi menghiasi langit hingga saat ini.
Sahabat Alkitab, masakan Allah mengikat dan menggantungkan perjanjian-Nya pada manusia yang memiliki sifat ingkar dan mudah lupa? Allah mengikat setiap perjanjian itu dengan diri-Nya sendiri, yaitu dengan sifat-Nya yang kekal, kasih, dan setia. Perjanjian yang Allah nyatakan kepada Nuh memastikan bahwa keturunan manusia akan terus ada dan bertambah banyak. Perjanjian kedua yang jauh melebihi itu adalah janji keselamatan yang Allah nyatakan di dalam Yesus Kristus. Janji ini memastikan manusia memiliki kehidupan yang kekal. Karena Allah mengikat perjanjian itu dengan diri-Nya sendiri maka kita boleh memiliki keyakinan yang teguh juga bersyukur bahwa janji itu pasti akan digenapi-Nya.