Sejak siang hari para muda-mudi Kristen sudah menyemuti area Dome Mawar Saron di bilangan Kelapa gading, Jakarta Utara. Antisiasme mereka sudah terlihat di semua Sosial Media Kristen yang mewartakan kegiatan ini. Hampir 4.000 orang yang sudah mendaftar secarai di situs resmi Worship Night LAI. Kegairahan anak muda kristen ini tidak hanya terlihat dalam dunia maya tetapi juga pada dunia nyata.
LAI menggelar acara Worship Night pada Jumat, 14 Juni 2019 ni merupakan sebagai perwujudan dari panggilan dan mandat yang berikan oleh Gereja-gereja dan umat kristiani Indonesia, yakni dalam memelihara kehidupan spiritualitas umat kristiani. Lewat kegiatan ini diharapkan kehadiran Alkitab yang berisikan Firman Tuhan benar dapat menjangkau semua kaum muda Kristen, sehingga Alkitab dapat menjadi penggangan hidup mereka. Kenapa orang muda? Karena merekalah sebenarnya pemilik masa depan Gereja dan bangsa Indonesia. Di tangan merekalah pewarisan nilai-nilai Alkitabiah dan kekristenan ini diteruskan dari generasi ke generasi. Hal yang sama juga dikatakan oleh Sekretaris Umum LAI, Sigit Triyono dalam sambutannya mewakili Pengurus LAI.
Dery Setiadi dan Michele Blessing sebagai MC berhasil membawakan acara ini dengan baik. Mereka berdua mampu mengkomunikasikan semua pesan yang terkandung Worship Night ini dengan sangat komunikatif, khususnya bagi para milenial yang hadir malam itu.
Di samping itu semangat untuk mengutamakan Alkitab tercermin dari 6 pembicara yang bersaksi malam itu. Pdt. Yohannes Nahuway, mengajak para orang muda untuk melihat Alkitab sebagai Firnan Tuhan. Sementara Peters Kriss juga menyampaikan pesan pentingnya membaca Alkitab. Hal yang sama juga disampaikan Dave Adinata, dimana mengajak orang muda untuk terus menjadikan Alkitab sebagai pedoman hidup. Pembicara keempat, Franky Kuncoro mencoba mengangkat perjalanan Yusuf tokoh Alkitab yang sejak muda selalu memberikan prioritas utama bagi Tuhan dalam setiap perjalanan hidupnya. Sedang Marsal Blessing menutup sesi khotbah ini dengan membagikan kisah Samuel yang sejak dalam kandungan ibu Hanna untuk pekerjaan Tuhan. Darinya kita diingatkan bahwa sebagai umat tebusan Allah kita sebenar juga diajak oleh Tuhan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan Tuhan lewat hidup kita. Sebagai pembicara terakhir Christofer Tapiheru memberikan kesaksiannya hidupnya, bahwa dirinya disentuh oleh Tuhan lewat firman Tuhan yang terdapat dalam Alkitab. Alkitab yabg dulunya sebagai "obat tidur" dimana dia selalu tertidur saat baca Alkitab. Kini Alkitab itu dibacanya setiap saat, dia tak dapat tidur jika belum menemukan maksud Tuhan.yang dibacanya dalam Alkitab.
Pada kesempatan ini Christofer Tapiheru diminta untuk mengajak seluruh orang muda yang hadir untuk memulai membaca Alkitab 4 sampai 9 pasal setiap hari atau (G49). Dia.dengan ditemani kelima pembicara lainnya memulainya G49 dengan membaca 1 Timotius 1- 4. Pembacaan Alkitab G49 dapat diikuti melalui sosial media Instagram Lembaga Alkitab Indonesia. Jika gerakan ini dapat dilakukan dengan tekun dan rajin, maka hanya dalam tempo 6 bulan Alkitab sudah selesai dibaca. Dalam ibadah ini diluncurkan Alkutab Jurnal. Dimana para pengguna Alkitab Jurnal ini bisa menyalurkan kreatifitasnya sambil memberikan catatan perenungannya pada margin halaman yang disediakan. Adalah Christofer Tapiheru yang diminta oleh LAI sebagai duta dari Alkitab Jurnal ini. Keenam pembicara dalam menyampaikan pesannya diiringi oleh Song of Judah yang berperan sebagai Worship Leader pada sesi pertama ini.
Pada sesi kedua, acara Worship Night memberikan tempat sepenuhnya bagi Symphony Worship (SW) untuk melakukan konser musik rohani. Pada sesi ini SW mampu menyihir seluruh pengunjung Dome Mawar Saron menggemakan semua lagu-lagunya. Mereka semua terhanyut memuji nama Tuhan bersama SW. Setelah memuji Tuhan selama.hampir satu setengah jam akhirnya SW menuntaskan konser rohaninya dengan lagu "As We Come Together" yang temanya selaras dengan tema WN, Gospel.for Generation
Semoga acara Worship Night ini tidak menjadi monumen, tapi menjadi langkah bagi awal LAI untuk mulai serius memikirkan orang muda sebagai sasaran utama pelayanannya. Kiranya kegiatan Worship Night yang digelar sebagai rangkaian Yubelium 65 tahun Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) ini menjadi energi baru bagi LAI dalam melayani generasi milenial pemilik masa depan.
Diakhir acara Arif Rasyid, Ketua Dewan Masjid Indonesia, pesannya jelas Indonesia punya semua anak bangsa, bukan milik satu agama dan satu golongan saja. Harapannya di masa depan ada kerjasama antar pemuda lintas agama yang sama-sama bertugas menjaga Pancasila sebagai dasar bernegara bangsa Indonesia.
Salam Alkitab Untuk Semua
