INJIL DAN KISAH PARA RASUL

INJIL DAN KISAH PARA RASUL

 

Kisah Penulisannya


Empat kitab Injil (Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes) menampilkan beragam catatan tentang hidup dan ajaran Yesus Kristus. Kisah Para Rasul menyajikan laporan terperinci mengenai pengalaman beberapa murid Yesus ketika mereka memberitakan kabar tentang Yesus dari Yerusalem ke daerah-daerah lain di wilayah kekaisaran Roma.

Kata “Injil” berasal dari Bahasa Yunani euangelion (Mrk. 1:1) yang berarti “kabar baik”. Kitab-kitab Injil ditulis antara 30-60 tahun setelah penyaliban Yesus. Yesus sendiri tidak meninggalkan tulisan. Karena itu, kitab-kitab Injil merupakan catatan kisah-kisah dan laporan dari para saksi mata yang selama bertahun-tahun disampaikan secara lisan. Pada mulanya, para pengikut Yesus sungguh bergairah memberitakan kabar baik dan mereka tidak berpikir untuk menuliskan apa yang telah dikatakan atau dilakukan oleh Yesus. Namun, setelah murid-murid pertama dan para saksi mata menjadi tua dan meninggal, adanya catatan tertulis tentang karya dan ajaran Yesus, kematian dan kebangkitan-Nya, menjadi sesuatu yang sangat penting.

Meskipun ada juga “injil-injil” lain mengenai Yesus yang ditulis dan beredar luas, Injil yang diterima oleh seluruh gereja adalah Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Siapa sesungguhnya yang menulis empat kitab tersebut tidak diketahui dengan jelas, sebab nama penulisnya tidak disebut dalam kitab itu sendiri. Tampaknya kitab-kitab Injil ditulis oleh para pengikut Kristus yang mendengar kesaksian tentang diri Yesus dari salah seorang atau beberapa murid Yesus yang pertama.

Berbagai macam sumber digunakan untuk penulisan kitab-kitab Injil. Sumber-sumber ini mencakup beragam koleksi firman Yesus dan perumpamaan yang disampaikan-Nya, yang dimiliki oleh para penulis Injil. Sebagai contoh, Matius dan Lukas memuat sejumlah firman Yesus yang mirip sehingga dapat disimpulkan bahwa dua Injil ini mungkin menggunakan sumber yang sama. Garis besar kedua Injil tersebut tampaknya mengikuti Markus. Namun, Matius dan Lukas juga menggunakan sumber yang berbeda untuk menggambarkan kisah-kisah seputar kelahiran Yesus, karena Markus tidak berbicara tentang masa kanak-kanak Yesus. Matius, Markus, dan Lukas memuat banyak kisah yang serupa dan memiliki alur yang sejalan sehingga tiga Injil ini disebut “Injil-injil Sinoptik” (dari Bahasa Yunani synopsis, artinya “dilihat bersama”).

Jika tiga Injil Sinoptik hampir serupa satu sama lain, tidak demikian halnya dengan Injil Yohanes. Matius, Markus, dan Lukas memusatkan perhatian pada ajaran-ajaran dan mukjizat yang dilakukan Yesus di Galilea, sedangkan Yohanes berbicara tentang permulaan karya Yesus di Yudea. Yohanes juga memuat beberapa firman Yesus yang tidak ditemukan dalam Injil-injil lain, misalnya firman-firman yang diawali dengan kata “Akulah”, seperti “Akulah roti hidup” (Yoh. 6:35) dan “Akulah terang dunia” (Yoh. 8:12). Urutan peristiwa dalam Yohanes tidak sama dengan Injil-injil Sinoptik. Selain itu, Yohanes tidak memasukkan beberapa perumpamaan Yesus yang dimuat oleh tiga Injil yang lain.

Meskipun identitas penulis Kisah Para Rasul tidak diketahui, para ahli sepakat bahwa Kisah Para Rasul ditulis oleh orang yang juga menulis Lukas. Kedua kitab ini sama-sama disematkan kepada seseorang yang bernama Teofilus (Luk. 1:1-4; Kis. 1:1), dan sama-sama ditulis dalam Bahasa Yunani yang lebih formal daripada Bahasa Yunani yang dipakai dalam Injil-injil atau kitab-kitab Perjanjian Baru yang lain. Sejumlah kemiripan tema dan gagasan juga menunjukkan bahwa dua kitab ini ditulis oleh orang yang sama.

 

Sumber: Alkitab Edisi Studi