KALENDER DAN PERAYAAN YAHUDI

KALENDER DAN PERAYAAN YAHUDI

 

Sama seperti di bagian lain Timur Dekat kuno, orang Israel mengembangkan suatu kalender yang didasarkan pada pergerakkan tahunan matahari dan siklus bulan. Tahun dibagi ke dalam dua belas bulan, berdasarkan pengamatan bahwa siklus bulan berubah dua belas kali selama hari-hari dalam satu tahun. Jumlah hari pada tahun kamariah (lunar/berdasarkan bulan) kira-kira sebelas hari lebih pendek daripada tahun matahari (solar/berdasarkan matahari), sehingga orang Israel secara berkala menambah satu bulan tambahan pada kalender mereka untuk menjamin bahwa semua hari raya mereka jatuh pada waktu yang diharapkan sesuai dengan pola cuaca (musim) dan siklus pertanian (menanam dan menuai).

Pada tahap awal sejarah Israel, tahun dimulai pada bulan ketujuh (sekitar waktu panen musim gugur). Di kemudian hari, tahun dimulai pada musim semi pada bulan pertama sesudah hari, di mana siang dan malam sama panjangnya (satu atau dua kali dalam satu tahun).

Namun, waktu lebih sering diukur dengan musim daripada dengan nama bulan. Tahun dibagi ke dalam musim kering (April – September) dan musim penghujan (Oktober – Maret). Lalu dibagi lagi ke dalam waktu menanam gandum (November – Desember) dan waktu panen (April – Juni). Waktu juga diukur dengan kegiatan pertanian yang dilakukan pada bulan-bulan yang khusus. Contohnya, gandum dipanen pada bulan Maret dan April, anggur dipanen pada bulan Juni dan Juli, dan buah musim panas dipetik pada bulan Agustus dan September.

Bulan-bulan itu sendiri mempunyai arti keagamaan yang penting bagi orang Israel. Awal tiap bulan (ketika bulan masih “baru”) dianggap sebagai waktu suci dan untuk mengadakan Perayaan Bulan Baru diadakan (Bil. 28:11-15). Sebagian besar perayaan tahunan mempunyai hubungan tradisional dengan kegiatan pertanian, juga dengan peristiwa-peristiwa dalam sejarah Yahudi yang mereka peringati.

 

Perayaan musim gugur:

Hari raya Serunai (Rosh Hashanah, hari pertama Tishri, bulan Ketujuh), suatu hari untuk merayakan tahun baru dan mengingat perjanjian yang dibuat Allah dengan orang Israel di Sinai, hari raya ini menandai awal dari perayaan-perayaan tahunan (Im. 23:23-25; Bil. 29:2-6).

Hari raya Pendamaian (Yom Kippur, hari kesepuluh Tishri), Hari umat menyatakan kesedihan karena dosa mereka melalui puasa dan imam menyucikan Tempat Mahakudus dengan mengurbankan seekor lembu jantan untuk dirinya sendiri dan seekor kambing jantan untuk dosa umat. Seekor kambing jantan kedua (disebut kambing hitam) dilepaskan ke padang belantara untuk menggambarkan dosa umat yang disingkirkan (Im. 16:1-34; Ul. 29:7-11).

Hari raya Pondok Daun (Sukkoth, hari kelima belas Tishri) Perayaan yang berlangsung selama satu minggu untuk mengingat bagaimana umat mengembara selama empat puluh tahun di padang gurun sebelum memasuki tanah perjanjian kepada mereka (Im. 23:33-43).

Hari raya Pentahbisan (Hannukah, hari kedua puluh lima Kislew) Perayaan selama satu minggu untuk mengingat dedikasi ulang Bait Allah oleh Yudas Makabe di tahun 164 SM. Cerita tentang Yudas dan para saudaranya diceritakan di kitab 1 Makabe, yang membeberkan peristiwa-peristiwa dalam sejarah Yahudi dari tahun 175-134 SM (1 Makabe 4:36-59; Yoh. 10:22)

 

Perayaan Musim Semi:

Paskah dan hari raya Roti Tidak Beragi (hari kelima belas Nisan) Perayaan yang berlangsung selama satu minggu untuk mengingat bagaimana Tuhan melepaskan mereka dari perbudakan di Mesir dan untuk mengucap syukur atas hasil pertanian dan peternakan (Kel. 12:23-25).

Hari raya Pentakosta (Shavuoth, hari keenam Siwan) Suatu hari untuk merayakan panen gandum dan awal dari musim ketika buah pertama dipersembahkan. Ini juga hari untuk mengingat Tuhan yang membebaskan mereka dari Mesir dan menyediakan tanah yang dapat menjamin hidup mereka (Im. 23:15-21; Ul. 16:9-12).

Hari raya Purim (hari ketiga belas Adar) Satu hari untuk merayakan bagaimana Ratu Ester menolong menghentikan rencana Haman melawan orang Yahudi pada zaman Raja Ahasyweros dari Persia (Est. 9:20-32).

 

Sumber: Alkitab Edisi Studi