KERUBIM  (Sang Penjaga & Pelindung)

KERUBIM (Sang Penjaga & Pelindung)

 

Banyak karya seni menggambarkan malaikat memiliki sayap, walaupun Alkitab menggambarkan malaikat lebih menyerupai sosok manusia. Bahkan, pada momen-momen tertentu, banyak yang mengira mereka adalah manusia biasa, meski sesungguhnya mereka adalah makhluk spiritual. Kata “malaikat” berarti “pembawa pesan”, karena peran mereka adalah membawa pesan Allah (Luk. 1:26-38), juga berkat (Kej. 24:40), intervensi (Kej. 22:9-12), pertolongan (Dan. 6:22), perlindungan (Mzm. 91:11), petunjuk (Kis. 8:26), serta penghukuman (Kej. 19:1-29).

Dalam Perjanjian Lama kerub dikemukakan sebagai makhluk simbolis dan bersifat surgawi. Dalam kitab Kejadian kerub ditugasi menjaga pohon kehidupan di Eden (Kej. 3:24). Suatu fungsi simbolis yang sama diberikan kepada kerub emas yang ditempatkan pada kedua ujung dari tutup tabut perjanjian atau yang disebut juga tutup pendamaian (Kel. 25:18-22; Ibr. 9:5), sebab kerub-kerub itu digambarkan melindungi benda-benda kudus yang disimpan di dalam tabut, dan sebagai (dengan sayap mereka yang dibentangkan) tumpuan bagi takhta Tuhan yang tidak nampak (1 Sam. 4:4; 2 Sam. 6:2; 2 Raj. 19:15; Mzm. 80:2, 99:1).

Gambar-gambar kerub menjadi sebagian dari hiasan mewah Bait Suci Salomo (1 Raj. 6:26). Dua diantaranya terpahat di kayu zaitun dan dilapisi emas, menguasai tempat suci yang terdalam. Tingginya sekitar 5 meter, dengan lebar sayap terbentang sama, pada saat ditempatkan bersama-sama menutupi satu tembok sepenuhnya.

Perjanjian Lama tidak menjelaskan tabiat hakiki atau penampakan para kerub. Pada umumnya kerub digambarkan sebagai makhluk bersayap, memiliki kaki dan tangan. Dalam penglihatan Yehezkiel mengenai Yerusalem yang telah dibangun kembali, gambaran kerub-kerub yang terukir memiliki dua muka, satu muka manusia dan satunya lagi muka singa (Yeh. 41:18-19), sedang dalam penglihatan tentang kemuliaan Ilahi, masing-masing kerub mempunyai 4 muka dan 4 sayap (Yeh. 10:21).

Mengenai kerub ada anggapan bahwa kerub itu seolah-olah ditugaskan untuk menjaga tempat Allah dalam kesucian. Bukan sebab Allah sendiri tidak bisa menjaga, tetapi jika Allah berhadapan langsung dengan semua yang najis, maka mereka akan hangus dan binasa. Sebab itu kerub-kerub tersebutlah yang mengatur semuanya seperti contohnya di taman Eden.

 

*Dari berbagai sumber