ORANG SAMARIA, MENJANGKAU PERBEDAAN

ORANG SAMARIA, MENJANGKAU PERBEDAAN

 

Sebelum wilayah Samaria menjadi sebuah distrik, dulunya adalah sebuah kota, sekitar 64,5 km sebelah utara Yerusalem. Samaria berkembang selama sekitar satu setengah abad, sampai ditaklukkan Asyur di tahun 722 SM. Setelah menguasai bangsa itu, para perintis orang-orang Asyur menetap di tanah itu dan menikahi orang-orang Yahudi yang selamat, dan menjadi pernikahan campuran ras dan agama yang kemudian hari dikenal sebagai orang-orang Samaria.

Orang Samaria beberapa kali disebutkan dalam Perjanjian Baru. Mereka adalah keturunan dari sepuluh suku Israel yang memisahkan diri dari dinasti Daud, mulai pada masa pemerintahan Raja Rehabeam. Mereka membentuk kerajaan sendiri yang disebut Kerajaan Utara, yang ibu kotanya di Samaria. Mereka membangun Bait Allah sendiri di Gunung Gerizim dekat Sikhem, mengangkat imam-imam yang bertugas di situ. Orang-orang Samaria menaati hukum Sabat secara ketat dan yakin bahwa Gunung Gerizim lebih penting daripada Gunung Sion, tempat berdirinya Bait Allah di Kota Yerusalem. Orang Yahudi tidak menyukai orang Samaria dan menganggap mereka bukan umat Allah yang sejati. Bahkan orang-orang Yahudi yang melakukan perjalanan di antara Galilea dan Yerusalem menghindari lintasan jalur terpendek yang melalui Samaria. Namun, Yesus menyapa mereka (Luk. 17:11-19; Yoh. 4:3-9), bahkan menjadikan orang Samaria teladan yang baik dalam perumpamaan-Nya tentang kasih kepada sesama (Luk. 10:25-37).

Ada sekitar 6 poin inti dari iman kepercayaan orang Samaria, yaitu percaya kepada satu Tuhan, kepada Musa sang Nabi, kepada Hukum, kepada bukit Gerizim sebagai tempat yang ditetapkan Tuhan untuk mempersembahkan kurban (Ul. 27:4-7), kepada hari pengadilan dan penganugerahan, dan akan datangnya kembali Musa sebagai pembaharu. Kepercayaan mereka terhadap kebangkitan kurang begitu jelas. Orang Yahudi memandang orang Samaria sebagai sempalan, bukan golongan kafir, dan memiliki kepercayaan yang sama, seperti tentang pajak-pajak dan ketidaksucian yang timbul dari kuburan.

Yohanes menceritakan bagaimana Yesus tinggal selama 2 hari di Sikhem, dan di situ banyak orang percaya kepada-Nya. Selama pelayanan-Nya, Ia memandang misi-Nya terutama tertuju kepada orang Israel, tetapi sesudah kebangkitan-Nya, Ia memerintahkan para rasul memberitakan Injil ke Samaria.

 

 

*Dari berbagai sumber