Sepak Bola Mengajar Kita Tentang Kehidupan

Sepak Bola Mengajar Kita Tentang Kehidupan

 

Minggu-minggu ini jutaan bahkan mungkin milyaran penduduk bumi mengarahkan mata dan telinganya ke Qatar, tempat berlangsungnya Piala Dunia 2022.  Obrolan di kantor hingga warung kopi dan bahkan di sudut-sudut kampung tidak terlepas dari soal Piala Dunia dan favorit juaranya. Sepak bola kini bukan hanya olah raganya laki-laki, kaum perempuan pun antusias menonton dan menjagokan favoritnya. sepak bola selalu menarik dan mempesona manusia di berbagai belahan dunia. Sindhunata dalam bukunya Air Mata Bola, mengatakan kendati perang, krisis, bencana, skandal permainan, suap-menyuap perwasitan, pengkhianatan terhadap fair play, sepak bola tidak pernah lapuk dan mati, malahan senantiasa ada dan terus menerus menghibur dunia. 

Sepak bola dengan amat tegas melibatkan penontonnya untuk senantiasa berani menghadapi kenyataan di depan mata, kemenangan atau kegagalan. Melalui sepak bola orang dapat belajar kenyataan hidup dan menerima nasib. Nasib, entah sukses entah gagal, tidak terbaca dalam rentang waktu yang lama tetapi tiba-tiba terjadi dalam peristiwa yang tidak terduga, serta dalam waktu yang amat pendek dan sesingkat-singkatnya. Kalah dan menang, menurut legenda sepak bola Belanda, Johan Cruijff, tak jarang hanya ditentukan dalam waktu tiga menit saja. 

Suatu kesebelasan bisa mengira mereka tidak bakal kalah. Tetapi tiba-tiba datanglah peristiwa tak terduga, yang mencampakkan mereka ke dalam jurang kekalahan dalam beberapa saat saja. Tengoklah pertandingan awal Piala Dunia 2022 di Qatar. Setelah unggul 1-0, Jerman pasti tidak menyangka akan serangan balik dari Jepang. Hanya dalam 8 menit Jerman kebobolan 2 gol, dan akhirnya kalah 2-1. Demikian juga siapa yang mengira Argentina yang penuh bintang dan memiliki megabintang Lionel Messi dipermalukan Saudi Arabia 2-1. Sebelum pertandingan siapa yang pernah meyakini Saudi Arabia akan menang? Ada misteri yang kadang tidak bisa ditebak yang membuat sepak bola selalu menjadi tontonan yang dinanti bagaikan cerita kehidupan yang selalu menghadirkan kejutan. 

Sahabat Alkitab, Sepak bola mengajarkan banyak hal. Sepak bola mengajarkan kita kerja sama, bagaimana tidak menjadi orang yang egois, sepak bola juga mengajarkan kedisiplinan, memupuk sifat dan sikap kepemimpinan, keuletan, sportivitas dan fairplay, serta kerja keras.

Sindhunata menambahkan, dalam sepak bola pemain-pemainnya menjadi anak-anak manusia yang bergulat dengan kerasnya hidup. Tekun berlatih, merancang strategi dengan teliti tidak selalu berakhir dengan kegemilangan. Tak jarang pergulatan mati-matian hanya menghantarkan para pemain dan suporter yang terlibat dengan mereka kepada kegagalan yang pahit dan menyedihkan. Itulah sebabnya dalam sepak bola kita melihat dan merasakan tragedi, komedi, ketabahan untuk menerima kegagalan, tekad dan keberanian untuk selalu bangun meraih kemenangan. Sepak bola bisa menghadirkan tawa bahagia. Namun sepak bola juga bisa membawa tangis. 

Era digital memanjakan kita dengan ribuan informasi sepak bola dari beragam situs berita, bukan hanya tentang hasil pertandingan Piala Dunia tapi juga cerita-cerita di belakangnya, terutama bagaimana pemain-pemain besar mempersiapkan diri, bermain, memupuk profesionalitasnya, mengembangkan kreativitas dan seni sepakbolanya, mengatasi krisis hidupnya, menggalang kerja sama dalam timnya, mengalahkan egoismenya, memupuk keyakinan diri dan menerima segala misteri hidup di baliknya. 

Tentang misteri, kita bisa melihat kisah bintang Brasil, Richarlison. Hingga tiga minggu menjelang Piala Dunia Richarlison masih berjalan menggunakan kruk (penyangga kaki). Kakinya mengalami cedera parah kala membela klubnya, Everton, dalam pertandingan liga Inggris. Cedera parah tersebut sampai membuatnya menangis sedih, impiannya bermain di Piala Dunia nyaris pupus. Ia hanya bisa pasrah dan berdoa. Richarlison yang diragukan tampil, malah pulih menjelang Piala Dunia berlangsung, dan hebatnya langsung menyumbangkan dua gol kemenangan pada pertandingan pertama Brasil melawan Serbia. Richarlison pun kembali menangis saat diwawancarai wartawan. Dirinya mengingat masa kecilnya yang hidup berkekurangan, dan seperti anak-anak Brasil lainnya ia bermimpi suatu ketika bisa tampil di Piala Dunia. Berjam-jam dihabiskan Richarlison sejak umur sepuluh tahun untuk bermain dan berlatih sepak bola. Hingga sekarang impiannya menjadi nyata, mengenakan kaus kuning tim nasional Brasil, berlaga di Qatar dan menjadi bintang pertandingan pembuka Brasil dengan dua gol. Saat wawancara Richarlison kembali menangis, tetapi kali ini air mata yang tumpah adalah air mata kebahagiaan. 

Sepak bola juga mengajarkan nilai-nilai kebesaran hati. Seperti terlihat pada Roberto Firmino, striker Liverpool asal Brasil. Meskipun Firmino saat ini paling tajam di antara seluruh penghuni lini serang Tim Samba yang bermain di liga Inggris, Firmino tidak dilirik pelatih Brasil, Tite. Ia telah mengemas delapan gol dan empat assist dari 18 laga sepanjang musim ini. Firmino juga salah satu pemain senior di Brasil dengan 55 caps (17 gol). Apa daya, itu semua tidak cukup untuk memasukkan namanya untuk dibawa ke Piala Dunia 2022. Tetapi ia menerima keputusan tersebut dengan legowo. Firmino tidak harus meratapi nasibnya. Ia malahan menaikkan syukur kepada Tuhan. 

Dalam media sosial pribadinya, Roberto Firmino buka suara. Pemain berusia 31 tahun itu menyatakan terima kasih atas dukungan para fans dan tidak kecewa dengan keputusan pelatihnya di timnas. Firmino pun tetap memanjatkan syukur karena pernah membela Timnas Brasil.

"Saya ingin berterima kasih dan menunjukkan rasa hormat atas semua pesan berisikan kasih sayang," katanya. "Piala Dunia adalah mimpi bagi semua pemain dan bagi saya, itu tidak akan pernah berubah. Ada hal-hal yang tidak berjalan seperti yang saya bayangkan atau impikan, tetapi ketika saya melihat kembali ke belakang, saya hanya bisa bersyukur kepada Tuhan karena telah mengizinkan saya untuk mewujudkan dan menjalani mimpi (memperkuat Timnas Brasil-red)," tambahnya.

"Saya mau mengucapkan selamat kepada semua pemain yang terpilih. Kemarin, hari ini, dan di masa yang akan datang akan selalu menjadi kehormatan bagi saya untuk membela tim nasional dengan karunia yang Tuhan berikan. Saya yakin Tuhan memiliki rencana yang terbaik," tutupnya.

Lewat Richarlison dan Roberto Firmino kita bisa belajar tentang arti disiplin, fokus dan kerja keras mengejar mimpi. Dalam setiap pertandingan ada waktu menang, ada waktu kalah. Ada saatnya berhasil, ada masanya gagal. Ada waktu untuk tertawa, ada waktu untuk menangis. Di atas itu semua kita bisa belajar dari Firmino bahwa Tuhan memiliki rencana yang terbaik atas setiap peristiwa dalam hidup. Hal itu akan membuat kita selalu bersyukur ketika menghadapi situasi yang tidak kita inginkan, kejutan, kepahitan dan kekelaman. 

Tentang keberanian untuk bersyukur, Paulus pernah menyatakan demikian,”Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. (Filipi 4:6-7)

Dengan senantiasa bersyukur dan meyakini Tuhan akan memberikan yang terbaik, membuat kita pantang menyerah, tekun berlatih dan  berjuang, tetap berani menghadapi tantangan meski hidup penuh dengan misteri, ada kalanya menang, ada kalanya menerima kekalahan. Dalam hal ini agaknya Tuhan mengajar kita lewat sepak bola. Tetap semangat.