SOFT LAUNCHING BUKU IDENTITY:IDENTIFIED

SOFT LAUNCHING BUKU IDENTITY:IDENTIFIED

 

Sabtu, 30 September 2023 telah dilaksanakan kegiatan “Soft Launching Buku Identity: Identified’’ di Wisma Argo Manunggal, Jakarta Selatan. Kegiatan peluncuran buku ini sebagai pengenalan atau awareness kepada berbagai pihak khususnya orang muda Katolik. Menurut data Kementrian Kesehatan ada  6,2 persen orang muda (15-24 tahun) di Indonesia yang tercatat mengalami depresi yang bila sudah masuk ke level paling berat orang yang sedang mengalami depresi cenderung ingin menyakiti diri sendiri atau sampai bunuh diri. 

Di tahun 2021 umat Katolik di Indonesia ada 8,4 juta dan 2 juta di antaranya adalah kaum muda. Artinya bila berpegang pada data dari Kementrian Kesehatan 6,2 persen dari 2 juta yakni 120 ribu orang muda Katolik yang mengalami depresi. Berangkat dari keprihatinan ini Lembaga Alkitab Selandia Baru menerbitkan buku Identify: Identified dalam bahasa Inggris yang kemudian diterjemahkan dan diadaptasi oleh Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) bekerja sama juga dengan Konfrensi Waligereja Indonesia (KWI). “Dalam hal ini peran LAI adalah mencetak dan membantu menyebarkannya ke seluruh Indonesia.” terang Bardiyono Wiyatmojo dalam kata sambutannya di acara Soft Launching ini. 

Anak muda yang saat ini melekat langsung dengan teknologi internet dan media sosial harus diakui ada sisi positif dan sisi negatif dalam penggunaannya. “(Internet adalah)tempat di mana orang tidak menjadi asli,” ujar Romo Frans Kristi yang hadir sebagai narasumber. Beliau juga mengutip kata dari Carlo Acutis, “kita dihadirkan asli jangan sampai kita meninggal sebagai fotokopi karena tidak sesuai dengan citra diri.” Inilah yang membuat internet menawarkan anak muda tuntutan-tuntutan yang kemudian seringkali membuat anak muda itu merasa tertinggal (fomo). “Orang muda selalu merasa resah, mengalami ketidakpercayaan diri, mengalami kesepian karena merasa ditinggalkan, dan banyak keresahan baru yang ditimbulkan oleh perkembangan teknologi,” lanjut Romo Frans Kristi. 

Harapannya melalui buku ini keresahan anak muda akibat dari perkembangan teknologi dan juga pertemanan di antara mereka mendapatkan jawaban. Buku ini menggunakan teks dasar dari Perjanjian Baru yang di dalamnya diselipkan artikel-artikel singkat dengan beragam tema khusus yang diambil dari pengalaman-pengalaman hidup anak muda. “Teks dan pengalaman konkret itu bersama-sama mendukung dan menjawab keresahan anak muda saat ini,” ujar Hortensius yang hadiri sebagai narasumber.

Soft launching semakin semarak dengan talkshow yang menghadirkan dua narasumber, yakni: RD. Frans Kristi Adi Prasetya selaku Sekretaris Komisi Kepemudaan KWI dan Bapak Hortensius F. Mandaru selaku Pembina Penerjemahan LAI yang sekaligus mengadaptasi buku ini ke dalam format Indonesia. Kegiatan ini juga dihadiri oleh perwakilan Komisi Kepemudaan (KomKep) KWI, Tim Krismapedia, INSPIRE Domus Cordis, OMKnet, Katolik Muda, hingga Majalah Hidup.

Soft Launching ini dimulai dari pukul 10.00 hingga 12.00 WIB, diawali dengan Sambutan dan Doa Pembukan dari Pengurus LAI Johanes De Britto Bardiyono Wiyatmojo. Acara ini juga dihadiri oleh Pengurus LAI Helena Gunawan yang juga sebagai penanggung jawab dalam Program Buku Identity: Identified. Kemudian, Riko Ariefano selaku Pelayan Umum Domus Cordis, yang bertanggung jawab pula untuk peluncuran dan penyebaran buku tersebut. 

Melalui kegiatan Soft Launching ini, diharapkan semakin banyak orang yang mengetahui penerbitan Buku Identity: Identified. Penerbitan dan penyebaran buku ini bagi anak-anak muda juga masuk dalam program di Komisi Kepemudaan KWI maupun LAI. Semoga buku Identity: Identified dapat diterima baik oleh berbagai pihak khususnya anak-anak muda di 37 wilayah Keuskupan di seluruh Indonesia serta pihak-pihak yang mendukung program ini. Agar Orang Muda Katolik (OMK) di Indonesia semakin dekat dengan Tuhan melalui Sabda Allah dan mendapatkan tuntunan melalui renungan yang bisa membantu menjawab berbagai tantangan kehidupan yang mereka alami.(bonita-pp)