Seseorang bertanya kepada saya, mau kemana? Mengikuti Ibadah. Lalu saya balik bertanya, mau ikut? Dia terdiam sejenak dan menjawab; Saya masih banyak dosa, ngak hidup kudus, masih banyak buat salah. Terkadang jawaban seperti itu bisa saja terlintas dipikiran kita sebagai orang awam bahkan juga sebagai orang percaya yang sudah melayani dan mengenal Firman Tuhan.
Bagaimana respon kita ketika melihat orang lain melakukan dosa? Apakah, maklum berpendapat bahwa tiap manusia punya kelemahan? Atau marah sekaligus berduka karena kesalahan yang dia perbuat?
Belajar dari keteladanan hidup Ezra seorang imam, pemimpin yang taat, beriman dan memiliki kasih yang mendalam kepada firman Tuhan:
Ezra berdoa kepada Allah dalam kerendahan hati (ayat 3, 5-6; 10:1).
Walaupun Ezra tidak melakukan kesalahan iya tidak marah menyalahkan siapapun, tetapi berkabung dan mengharapkan pengampunan dan pemulihan umat Israel (ayat 9:8-9, 12-14).
Ezra menyerukan perubahan (ayat 9:13-15).
Pertobatan didasari dari rasa penyesalan bukan pembelaan diri. Dosa mengintimidasi diri kita sehingga membuat kita tidak layak, tetapi dengan firman Tuhan membangun Roh kita untuk memisahkan diri dari dosa dan Roh kudus yang memampukan kita untuk tidak hidup didalam dosa. Menjadi teladan bukan untuk terlihat benar tetapi menyadari bahwa hidup adalah anugrah dari Tuhan maka kita harus hidup di dalam-Nya. Kita bisa jatuh dalam dosa tetapi jangan hidup didalam dosa. Karena kita telah ditebus dengan darah yang mahal (1 Petrus 1:18-19).
“Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.”(Yesaya 59:1-2)
Salam Alkitab Untuk Semua.