Manusia selalu menganggap yang kompleks dan rumit lebih baik dari yang sederhana dan mudah. Sebuah kain tenun bermotif rumit dihargai sangat mahal sedangkan sebuah kain mori putih tanpa motif sangatlah berharga murah. Kerumitan memang membutuhkan usaha lebih; pikiran, keringat, dan emosi. Tapi bagaimana dengan manusia? Apakah seorang manusia dewasa dengan pikiran matang dan rumit selalu lebih berharga dari anak-anak yang polos dan tidak berpengalaman? Inilah yang sedang Yesus berusaha sampaikan dalam cerita ini. Hal-hal baik tidak selalu terdapat dalam sesuatu yang berharga tinggi tetapi bisa juga pada hal-hal yang dipandang sebelah mata.
Seperti kebanyakan orang, murid-murid Yesus melihat anak-anak tidaklah lebih dari sekedar kerepotan untuk sebuah acara besar. Karena itu mereka segera melarang ketika ada beberapa orang tua yang membawa anak-anak mereka kepada Yesus. Tetapi apa yang Yesus sampaikan adalah pandangannya yang berbeda. Bukannya sebuah kerepotan, bagi Yesus anak-anak adalah yang paling potensial untuk menerima Kerajaan Allah; hal paling berharga yang dibawa Yesus ke dunia. Kerajaan Allah ternyata memiliki nilai-nilainya sendiri. Apa yang baik di dunia ini belum tentu baik di sana, dan mungkin begitu sebaliknya. Karena itulah anak-anak yang dipandang merepotkan ternyata justru dianggap yang paling dapat masuk ke sana.
Sahabat Alkitab, apa yang paling menguntungkan bagi kita sebagai orang Kristen selama di dunia ini adalah Kerajaan Allah. Kita bisa pergi ke surga hanya setelah kematian kita. Tetapi bagaimana selama masih ada di dunia ini? Tetap hidup bersusah payah seperti orang-orang dunia? Seharusnya tidak demikian. Yesus telah membawa Kerajaan Allah kepada kita, untuk kita, dan bisa kita nikmati saat ini dalam hidup kita, asalkan kita dapat memasukinya. Artinya kita dapat merasakan kehidupan surgawi selama di dunia ini. Karena itu mari belajar untuk menjadi orang-orang yang sanggup memasukinya.
Salam Alkitab Untuk Semua.