Setelah kemarin kita membaca perihal kemewahan dan kemegahan interior kemah suci, sekarang kita mendapati perihal tampilan luar dari kemah suci. Secara lebih jelas, kemah ini diselimuti oleh kain-kain istimewa. Misalnya, kain ungu yang pada masa itu identic dengan kemewahan dan kekuasaan atau otoritas. Harga dari kain ungu sangatlah mahal karena warna ungu pada saat itu diperolah dari moluska laut yang cukup sulit didapatkan. Alhasil, tidak sembarangan orang yang dapat memiliki kain ungu tersebut.
Keberadaan kain ungu memang semakin menguatkan kemewahan tampilan dari kemah suci. Namun, seperti pembahasan renungan pada hari kemarin, kemunculan benda dan bahan mewah pada kemah suci bukanlah penentu atau faktor utama dari nilai kemah suci tersebut. Justru, melalui kemunculan kain-kain mahal seperti inilah kita dapat melihat secara lebih konkret tentang sikap hormat yang idealnya muncul dalam relasi antara umat dengan TUHAN. Kain-kain tersebut ibarah jubah atau pakaian yang dikenakan pada kemah suci. Kemudian, seperti budaya yang umunya terjadi pada saat itu bahwa seorang yang dihormati biasanya mengenakan jubah ungu dan bahan-bahan mahal lainnya, kemah suci pun diperlakukan serupa oleh orang Israel.
Berdasarkan penjelasan tersebut, kita perlu mengevaluasi ke dalam diri sendiri mengenai sikap hormat yang kita miliki dalam relasi dengan TUHAN. Pada catatan ini bangsa Israel menampilkan betapa pentingnya memiliki sikap hormat di hadapan TUHAN. Hal ini mereka upayakan muncul ke dalam berbagai hal mendasar, termasuk dalam rupa tempat ibadahnya. Sekarang, bagaimana dengan kita sebagai umat TUHAN di masa sekarang? Apakah kita masih memiliki sikap hormat yang benar-benar kita upayakan mewujud dalam berbagai ruang kehidupan? Bahkan, secara lebih mendalam kita perlu menyadari bahwa sikap hormat itu tidak hanya perlu kita tampilkan dalam ruang-ruang ibadah, melainkan juga dalam setiap laku hidup keseharian. Bagaimana kita memperlakukan Alkitab yang berisikan firman TUHAN; bagaimana kita berperilaku di dalam ruang ibadah; bagaimana kita bertanggung jawab dalam menjalankan tugas pelayanan; bagaimana kita menjalankan peran sebagai orang tua, anak, saudara; bagaimana kita berelasi dalam keseharian; dan, berbagai sikap hidup lainnya merupakan bagian dari cerminan sikap hormat yang kita miliki di hadapan TUHAN.