Perilaku Cinta Yang Menular

Renungan Harian | 20 Agustus 2022

Perilaku Cinta Yang Menular

Salah satu nilai pengajaran yang perlu dipahami oleh para orang tua yang masih memiliki anak dalam usia balita adalah anak memiliki kemampuan imitasi yang begitu cepat dan kuat. Artinya, merekan akan sangat cenderung melakukan berbagai hal yang mereka saksikan, entah itu baik atau buruk. Misalnya, seorang anak yang terus-menerus menyaksikan ibunya mendapatkan perkataan kasar dan mengalami tindakan kekerasan dari ayahnya sangat mungkin untuk bersikap kasar terhadap hewan maupun teman sesamanya, bahkan menimbun kebencian yang penuh kekerasan. Oleh sebab itu, setiap orang tua perlu sangat mewaspadai segala tingkah-laku yang ingin mereka tampilkan kepada anak-anak. Namun, fakta ini pun dapat memberikan kita sebuah perenungan yang lebih luas dari konteks pola asuh anak yakni cara pandang dan perilaku yang kita berikan terhadap seseorang atau sesuatu tidak hanya berdampak pada diri sendiri melainkan juga memengaruhi orang-orang yang ada di sekitar kita.

 

Kidung Agung 6:1-3 memberikan kita sebuah dampak dari cara pandang mempelai perempuan terhadap mempelai pria. Ternyata penilaiannya yang begitu apresiatif terhadap sang kekasih hati telah membangkitkan cara pandang yang juga penuh apresiasi dari perempuan-perempuan Yerusalem yang sebelumnya seolah mengerdilkan nilai si mempelai pria. Bahkan, tidak berhenti sampai di situ para perempuan ini juga bersedia untuk memberikan waktu dan tenaganya untuk mendukung sang mempelai perempuan berjumpa kembali dengan sang kekasih hati.

 

Sahabat Alkitab, cara pandang yang kita berikan terhadap orang terkasih dalam hidup kita tidak hanya akan berdampak pada kualitas relasi antara kita dengan mereka melainkan juga akan memengaruhi cara pandanga dan sikap dari orang yang ada di sekitar kita terhadap orang-orang terkasih. Apabila kita memiliki cara pandang yang apresiatif dan mampu memberikan sikap yang menghargai kepada seseorang, maka setiap orang yang ada di sekitar kita pun sangat mungkin untuk memberikan penilaian serta sikap yang serupa terhadapnya. Hal ini berlaku di segala model relasi yang dimiliki oleh manusia, misalnya: pada saat kita mampu menghargai pasangan kita di hadapan keluarga besar, sesungguhnya mereka juga akan lebih mudah untuk menghargai pasangan kita tersebut; pada saat kita mampu menghargai orang tua kita, sesungguhnya orang-orang yang di sekitar kita pun mendapaktan teladan penilaian yang baik terhadap orang tua kita tersebut; pada saat kita mampu menghargai anak kita di hadapan orang tua-orang tua yang lain, sesungguhnya pada saat itulah anak kita akan lebih dihargai oleh teman-teman maupun orang lain. Lagi pula, bukankah di dalam segala kesadaran akan diri yang penuh dosa, TUHAN justru memandang kita dengan penuh kasih dan begitu menghargai kita? Lantas, alasan apa yang perlu kita pertahankan untuk tidak menghargai pasangan, orang tua, anak, saudara, sahabat maupun sesama dalam cara pandang yang positif? 

Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA

Butuh Bantuan? Chat ALIN


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia