Bagaimana cara kita menggambarkan pertolongan Allah? Dengan keterbatasan pikiran kita sebagai manusia seringkali dipakai berbagai imajinasi untuk mempermudah kita menghayati pertolongan-Nya. Inilah yang dilakukan oleh Allah dan disampaikan oleh nabi Yesaya yang ditujukan kepada umat di pembuangan.
Pembuangan yang telah berlangsung lama, meredupkan semangat dan pengharapan di dalam hati umat. Angan-angan untuk kembali ke tanah leluhur terasa begitu jauh dan tidak terjangkau. Di Tengah ketiadaan harapan itulah Allah menyapa umat melalui nabinya, mengingatkan bahwa Ia mendengarkan kesesakan Yehuda dan berkenan menolongnya. Tuhan menggambarkan diriNya seperti Gembala yang Baik, yang menopang doma-domba dengan tangan-Nya. Sang Gembala memahami betul tiap karakteristik dan kebutuhan domba-domba-Nya. Mereka tidak dibiarkan terlantar tanpa tuntunan. Dalam rangka meyakinkan umat Yesaya mengingatkan akan Kemahakuasaan Allah yang melampaui kekuatan alam yang terdahsyat sekalipun.
Saat mendengar Firman ini sudah sewajarnya bila kita memperoleh kelegaan yang tiada terkira karena kita tahu bahwa janji Tuhan tidak pernah berubah. Jika Ia berkenan menjadi Gembala bagi umat Israel, maka saat ini Ia pun berkenan menjadi Gembala bagi kita. Seringkali kesulitan dan pencobaan yang datang adalah karena ketersesatan kita yang penuh dosa dan keterbatasan. Maka marilah kita tunduk pada tuntunan Sang Gembala. Yakinlah Ia akan menuntun kita pada kebaikan dan kedamaian sejati.