Melampaui yang Biasa

Renungan Harian | 16 Desember 2024

Melampaui yang Biasa

Keyakinan iman yang kita pegang teguh sebagai seorang Kristen adalah keselamatan oleh karena anugerah Allah dalam Kristus Yesus. Namun kita lupa untuk menyadari bahwa dibalik anugerah yang luar biasa tersebut ada pula tuntutan baru yang harus dijalani sebagai konsekuensi logis karena memilih Kristus sebagai Juru Selamat. Salah satunya adalah perbuatan baik dan kebijaksanaan hidup yang kita wujudkan dalam kehidupan sehari-hari haruslah melampaui apa yang dianggap “cukup baik” oleh masyarakat. Seorang kristen harus melampaui standar-standar baik dan adil yang ada di masyarakat. Dengan melampaui hal tersebut melalui tindakan-tindakan yang berdasarkan prinsip kasih kepada Allah dan sesama. 

 

Pada perikop ini Yesus memberikan pengajaran moral dan etis kepada para murid. Pola pengajarannya adalah dengan mengutip praktek hukum Taurat yang berlaku saat itu, dan kemudian ia membuat pemahaman baru yang melampaui hukum tersebut. Yesus meletakkan prinsip pembalasan yang dikutip dari hukum Taurat, seperti "mata ganti mata, gigi ganti gigi" (Ulangan 19:21), dengan larangan untuk melawan orang yang berbuat jahat. Apa yang diajarkan dalam hukum Taurat sesungguhnya menganut prinsip hukuman yang setimpal, sudah cukup maju pada zamannya yang dikuasai dengan pembalasan dendam tidak berujung. Namun, Yesus mengajak para murid untuk melampaui hal tersebut. Membalas dengan setimpal itu cukup baik, tetapi akan lebih baik jika perbuatan jahat yang kita terima justru dibalas dengan kebaikan. 

 

Larangan membalas kejahatan dengan kejahatan dijelaskan oleh Yesus melalui empat ajakan positif, yang menggambarkan kebesaran hati dalam menghadapi penghinaan atau perlakuan buruk. Pertama, memberikan pipi kiri. Yesus berkata, “Berikanlah juga kepadanya pipi kirimu.” Pada zaman itu, pukulan di wajah merupakan penghinaan yang serius. Namun, Yesus mengajarkan agar murid-murid tidak melawan, melainkan siap menerima penghinaan yang lebih besar. Bahasa ini tidak dimaksudkan secara harfiah, sebagaimana terlihat ketika Yesus sendiri ditampar di hadapan imam besar. Ia tidak menyerahkan pipi yang lain, tetapi menanggung penghinaan yang lebih berat (Yohanes 18:22-23). Kedua, Yesus juga mengajarkan, “Serahkanlah juga jubahmu.” Pada masa itu, pakaian terdiri dari baju panjang yang menutupi tubuh hingga ke kaki, dilapisi mantel sebagai pakaian luar. Perintah ini mengacu pada kasus pembayaran utang di mana baju atau jubah dapat dijadikan barang gadai. Namun, menurut hukum Taurat (Keluaran 22:26-27; Ulangan 24:13), mantel harus dikembalikan sebelum malam karena menjadi selimut bagi orang miskin. Yesus mengajak murid-murid untuk tidak hanya memberikan apa yang dituntut oleh hukum, tetapi juga melampaui kewajiban tersebut. Ketiga, “berjalanlah bersama dia sejauh dua mil”. Seorang pejabat atau tentara Romawi berhak meminta bangsa jajahan memberikan pelayanan, seperti membawa barang bawaannya. Murid-murid Yesus diajarkan untuk melayani dengan sukarela, bahkan lebih dari yang diminta. Keempat, “berilah kepada orang yang meminta”. Yesus mengajarkan kemurahan hati kepada orang miskin dan yang membutuhkan, mencerminkan semangat kasih yang melampaui balasan setimpal. Puncak dari ajaran ini adalah perintah untuk mengasihi musuh. Kasih yang radikal ini bukan hanya sekadar perintah etis, tetapi jalan untuk menggenapi hukum Taurat. 

 

Sahabat Alkitab, pada zaman ini seringkali kita melihat bahwa nilai etis dan standar moral masyarakat telah mengalami banyak perubahan. Melalui refleksi kita atas firman Tuhan saat ini sesungguhnya mengajarkan mengenai keteguhan hati untuk menaati-Nya yang diwujudkan dalam kesediaan hidup dalam nilai-nilai yang telah ditetapkan Tuhan. Itulah pedoman etis yang harus kita pegang dalam bertutur kata, bertindak, ataupun menjalani profesi kita masing-masing. Jika dunia mengajarkan kebencian maka kita mewujudnyatakan kasih tanpa batas kepada sesama. Apabila satu dengan yang lain begitu sulit untuk memaafkan, maka kita menunjukkan kebesaran hati dalam mengampuni sesama. Berjuanglah menjadi murid-murid Kristus untuk melampaui standar moral dan etis dunia dengan berpusatkan pada kasih serta keteladanan-Nya.

Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA

Butuh Bantuan? Chat ALIN


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia