Penghibur yang Menambah Luka

Renungan Harian | 19 April 2025

Penghibur yang Menambah Luka

Bayangkan seorang pria yang telah kehilangan segalanya—keluarga, harta benda, dan kesehatannya. Dalam keputusasaan, ia mencari penghiburan pada sahabat-sahabatnya. Namun, bukannya mendapatkan pelukan dan kata-kata penguatan, ia malah menerima penghakiman dan tuduhan. Seperti pedang yang ditikamkan dari belakang, kata-kata mereka justru menambah luka, bukan menyembuhkan. Pria itu bukan hanya bergulat dengan penderitaannya, tetapi juga dengan rasa sakit akibat dikhianati oleh mereka yang seharusnya menghiburnya.


Ayub merespons sahabat-sahabatnya dengan nada getir: "Hal seperti itu telah acap kali kudengar. Penghibur yang menyusahkan saja kamu semua!" (Ayub 16:2).


Kata-kata di atas pada Alkitab Terjemahan Baru terasa lebih menusuk. Ayub berseru kepada sahabatnya dan menunjuk mereka sebagai penghibur sialan. Apa sebabnya? Sahabat-sahabat Ayub, yang awalnya datang untuk menghiburnya, justru menambah penderitaan dengan kata-kata mereka. Mereka bukannya membawa belas kasihan, melainkan penghakiman. Bagi mereka, penderitaan Ayub pasti merupakan hukuman atas dosa yang tersembunyi. Bukannya memperkuat dan menguatkan, mereka menuduh dan menghancurkan. Ayub melihat betapa sia-sia kata-kata mereka—hampa, tanpa belas kasih, hanya memperkeruh suasana.


Betapa sering kita sendiri menjadi seperti sahabat-sahabat Ayub! Dalam menghadapi penderitaan orang lain, kita mudah memberikan nasihat klise, menyalahkan, atau bahkan menghakimi, bukannya menguatkan. Sebaliknya, Ayub mengatakan bahwa jika ia berada di posisi mereka, ia akan memilih kata-kata yang menghibur dan memperkuat (Ayub 16:5). Ini adalah tantangan bagi kita: apakah kita ingin menjadi "penghibur sialan" atau sahabat sejati yang membawa penguatan?


Dalam penderitaannya, Ayub juga merasa bahwa Tuhan sendiri telah membiarkannya dihancurkan. Ia berkata, "Sekarang, Engkau ya Allah, telah membuat aku lelah dan menghancurkan segenap keluargaku" (Ayub 16:7). Ia merasa ditinggalkan, seolah-olah Allah telah menjadi lawannya. Sahabat-sahabatnya hanya memperburuk keadaan dengan membiarkan dirinya menjadi bahan ejekan dan cemoohan. Mereka bukan hanya gagal menghibur, tetapi juga ikut serta dalam derita yang ia alami dengan mengejeknya (Ayub 16:10).


Ada saat-saat dalam hidup kita ketika kita merasa seperti Ayu yakni sendiri,an disalahpahami, bahkan merasa bahwa Tuhan tidak lagi berpihak pada kita. Kita mungkin menghadapi tuduhan yang tidak adil, kesalahpahaman, atau bahkan pengkhianatan dari orang-orang yang seharusnya mendukung kita. Namun, Ayub mengajarkan satu hal yang penting: meskipun ia bergumul dengan pertanyaan-pertanyaan tentang Tuhan, ia tidak meninggalkan iman kepada Alllah.  


Maka dari itu jika kita pernah merasakan kesendirian dalam penderitaan seharusnya kita dapat lebih peka terhadap derita yang tengah dihadapi oleh orang lain. Jadilah penghibur yang sejati yang menghadirkan empati, bukan penghakiman. Kata-kata kita bisa menjadi penyembuh atau pedang yang menusuk lebih dalam. Pahami bahwa penderitaan bukan selalu hukuman. Ayub mengajarkan kita bahwa tidak semua penderitaan adalah akibat dosa. Pada sisi lain kita juga diajar untuk menjadi seperti Ayub, berseru kepada Tuhan di tengah ketidakmengertian atas derita yang terjadi, seraya berpegang pada-Nya meskipun kita tidak selalu mengerti rencana Sang Maha Tahu.


Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA

Butuh Bantuan? Chat ALIN


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia