Mengingat yang Baik

Renungan Harian | 18 Mei 2025

Mengingat yang Baik

Ingatan manusia jauh lebih kuat dari yang dapat kita bayangkan. Peristiwa-peristiwa tertentu di masa lampau dapat kita rasakan secara nyata berbekal ingatan mendetail atas apa yang terjadi. Salah satu yang menggugah hati untuk diingat adalah peristiwa-peristiwa masa lampau yang menyukakan hati. Mungkin saja berupa kesuksesan/pencapaian dalam hidup, momen berharga bersama dengan yang terkasih, serta beragam momen berkesan lainnya. Bayangkanlah jika hadirnya ingatan tersebut turut mengingatkan kita akan kebaikan Allah hingga memampukan kita untuk menghadapi masa kini dalam iman kepada-Nya.


Inilah yang terjadi pada Ayub seperti yang digambarkan pada Pasal 29. Sebuah gambaran puitis tentang orang benar dan yang mengalami kepenuhan berkat Allah. Setelah perdebatan panjang penuh perbantahan antara Ayub dengan sahabat-sahabatnya tanpa titik temu sekalipun, Ayub merefleksikan kehidupannya. Jika pada masa kini penderitaan begitu hebat menerjang, pernah ada masanya kehidupan sangatlah baik penuh dengan kesukacitaan. Hal tersebut bukan untuk memegahkan diri sendiri tetapi untuk menunjukkan sebagai umat Tuhan yang berupaya untuk hidup dalam kebenaran serta keadilan Allah. 


Ayub membuka syair itu dengan ingatan akan masa lampau yang begitu gemilang. Bulan-bulan dan hari-hari yang lalu terasa begitu cerah karena Allah melindungi-Nya. Kehadiran-Nya bersinar bagaikan pelita dalam gelap dan Ayub dapat berjalan dalam ternag-Nya sehingga ia merasa tenang, bahagia, dan aman sentosa. Di masa jayanya, atau lebih tepatnya ketika ia berusia muda, Ayub mengalami pergaulan karib dengan Allah. Ia dikelilingi dengan semangat yang membara untuk terus melangkah dan melakukan berbagai hal dalam kehidupan.


Masa-masa gemilang itu ditandai pula dengan keikutsertaan Ayub dalam perencanaan yang menyangkut masyarakat setempat. Tentu saja hal tersebut terjadi karena penyertaan Tuhan semata. Ayub dapat bertindak dengan baik karena Ia yang berkuasa menyertainya. Apapun pencapaian dan keadaan Ayub di masa lampau senantiasa dikaitkan dengan keberadaan Tuhan yang dekat dengan-Nya serta menyertai Ayub. 


Sahabat Alkitab, dari perikop ini kita belajar bahwa ingatan-ingatan akan peristiwa baik di masa lampau haruslah direfleksikan dalam kehendak Tuhan dan penyertaan-Nya semata. Kenangan akan peristiwa-peristiwa baik tersebut akan memberdayakan masa kini, karena meskipun hidup tidak segemilang masa lalu tetapi kita senantiasa berpengharapan karena Allah selalu menyertai. Semoga Tuhan menguatkan kita senantiasa dalam setiap alur kehidupan yang tengah kita jalani.

Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA

Butuh Bantuan? Chat ALIN


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia