Allah yang kita kenal adalah yang Maha Kuasa dan memiliki keluasan dalam segala karya serta tindakan-Nya. Akal budi kita tidak mampu untuk memahami dan menjelaskan karya-Nya tersebut terutama dalam kaitannya dengan bahasa yang digunakan untuk mendeskripsikan-Nya. Maka dari itu analogi atau serangkaian penggambaran menjadi alat bantu bagi manusia untuk memperoleh pemahaman tentang-Nya. Inilah yang juga Ia lakukan saat berfirman kepada umat-Nya. Perikop kita kali ini pun demikian. Allah menyampaikan kebesaran-Nya kepada Ayub dengan serangkaian ilustrasi atau analogi untuk mempermudah akal budi Ayub dan juga kita saat ini dalam mengerti firman-Nya.
Allah menyatakan kuasa-Nya melalui penaklukan-Nya atas hewan buas dan besar yang menjadi kisah umum yang tersebar dalam kebudayaan Timur Tengah kuno pada saat itu. Hewan itu adalah Behemot. Alkitab TB1 menerjemahkannya dengan Kuda Nil, sementara TB2 mempertahankan terjemahan yang lebih harafiah. Behemot adalah lambang dari kebuasan, liar, representasi binatang yang amat besar dan kasar serta tidak mungkin ditundukkan oleh manusia. Namun, hewan yang menjadi momok dan kisah untuk menakut-nakuti itu rupanya ciptaan Allah semata. Allah menempatkan Behemot tak ubahnya hewan-hewan lainnya yang memakan rumput seperti seekor lembu.
Tenaganya memang besar yang ditampakkan melalui penggambaran akan urat-urat perutnya. Ekornya begitu kuat seperti pohon aras. Secara dramatis, Behemot digambarkan begitu perkasa dengan memiliki tulang-tulang seperti tembaga dan kerangkanya dari batang besi. Meskipun demikian, binatang tersebut tetaplah ciptaan Allah. Kebiasaan dan seluk beluk keberadaan behemot diketahui-Nya. Gerak-geriknya tidak luput dari perhatian Allah. Dengan demikian Allah hendak menegaskan kuasa-Nya yang tidak dapat dijangkau oleh manusia. Kekuatan dahsyat yang tidak dapat ditandingi manusia, bukanlah masalah berarti bagi-Nya. Ia menaungi kekuatan itu dengan tindak penciptaan-Nya.
Sahabat Alkitab, perikop kita pada hari ini mengingatkan kita untuk merendahkan hati di hadapan-Nya. Manusia seringkali merasa sebagai penentu segala sesuatu berlandaskan akal budi serta kebebasan-Nya. Padahal di balik itu semua ada rencana Allah yang telah terentang dengan begitu luar biasanya. Ia memegang kendali atas segala sesuatu yang ada dalam semesta. Sebagaimana Behemot yang begitu menakutkan dan tidak terjangkau oleh manusia, rupanya bagian dari ciptaan Tuhan yang berada dalam kendali-Nya.